Timnas AMIN Respons Dugaan Polisi Redam Petisi Akademisi yang Kritik Jokowi: TNI dan Polri Harus Netral
JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menanggapi tekanan oleh diduga oleh kepolisian kepada sejumlah rektor di kampus yang membuat petisi akademisi mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Jubir Timnas AMIN Iwan Tarigan mengatakan, kepolisian seharusnya bersikap netral pada pemilu 2024 dan patuh kepada UU dan sumpah Polisi.
"Netralitas TNI dan Polri membantu memastikan bahwa pemilu berlangsung tanpa intervensi militer atau polisi yang dapat mengganggu proses pemilihan. Ini penting untuk menjaga keadilan dan integritas pemilu," kata Iwan kepada VOI, Rabu 7 Februari.
Sebagai institusi negara, kata Iwan TNI dan Polri harus berdiri di atas kepentingan nasional, bukan di atas kepentingan partai politik atau kelompok tertentu.
"Pentingnya menjaga netralitas TNI dan Polri yang pada akhirnya akan memiliki dampak signifikan terhadap kualitas demokrasi di Indonesia," ucap Iwan.
Baca juga:
- Survei Populi: 79,9 Persen Masyarakat Ingin Pilpres Satu Putaran
- Pemesan Tiket Kumpul Akbar AMIN di JIS Capai 3,5 Juta Orang, Diklaim Kalahkan Coldplay
- Tak Dampingi Jokowi Saat Resmikan Tol di Sumut, Menteri PUPR Basuki Rupanya Berada di Tunisia
- Sudirman Said Sebut Kritik dari Perguruan Tinggi Tidak Boleh Diabaikan
Cawapres Mahfud MD sebelumnya mengakui menerima laporan adanya operasi menekan sejumlah rektor kampus guna meredam petisi akademisi yang mengkritik pemerintahan presiden Jokowi.
"Rektor-rektor ini diminta menyatakan sikap untuk mengatakan bahwa Presiden Jokowi baik,” kata Mahfud dalam acara bertajuk Tabrak Prof di Yogyakarta, Senin 5 Februari.
Mahfud menyampaikan, para rektor itu diminta untuk mendeklarasikan bahwa presiden Jokowi baik, pemilu baik, dan penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi yang terbaik.