Inilah Langkah Hyundai Perluas Ekosistem Ramah Lingkungan di Indonesia
JAKARTA - Sejak meluncurkan Ioniq 5, Hyundai mulai mengalihkan fokusnya pada elektrifikasi dan kini telah siap bersaing di segmen tersebut.
Ini juga yang dilakukan oleh PT Hyundai Motors Indonesia (HMID). Distributor kendaraan Hyundai di Indonesia yang tidak hanya sekadar menghadirkan EV saja, melainkan turut berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem lingkungan hijau.
Franciscus Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer PT HMID mengatakan tahun ini pihaknya akan terus berupaya memperkuat infrastrukturnya mulai dari menghadirkan charging station hingga menciptakan komponen lokal pada kendaraan listriknya.
“Untuk EV, Hyundai dikenal tidak hanya mengembangkan kendaraannya saja, melainkan juga charging station dan akan memanfaatkan pabrik lokal yang segera beroperasi tahun ini agar kami dapat menghasilkan produk dengan komponen lokalnya bisa mencapai 60 persen,” kata Soerjo saat memaparkan visi perusahaan di Senayan, Jakarta, Selasa, 6 Februari.
Menambahkan apa yang diucapkan oleh Soerjo, Budi Nur Mukmin, sebagai Chief Marketing Officer PT HMID mengatakan bahwa charging station menjadi sorotan utama dan kekhawatiran bagi pengguna EV di Indonesia. Dengan tambahan layanan ini, diharapkan juga dapat mengurangi kekhawatiran konsumen.
“Kami memiliki lebih dari 200 fasilitas yang terdapat di tempat perbelanjaan, dealer, dan rest area untuk wilayah Indonesia dan ke depannya ini akan ditambah,” jelas Budi.
Baca juga:
Tidak kalah penting, pabrikan asal Korea Selatan ini juga menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem hijau, salah satunya memanfaatkan fasilitas perakitan sel baterai lokal di Karawang, Jawa Barat, yang dioperasikan oleh HLI Green Power.
“Salah satu komitmen Hyundai adalah mengoptimalkan fasilitas perakitan sel baterai lokal di Karawang,” ungkap Budi.
Budi juga menjelaskan, pabrik tersebut dapat melakukan kegiatan produksi mencapai 10 GWH per tahun atau setara produksi 150.000 unit EV dan diharapkan ini dapat mempercepat perkembangan kendaraan listrik tanah air.
“Kapasitas produksinya mencapai 10 GWH per tahun atau setara dengan kapasitas produksi 150.000 unit kendaraan listrik. Ini sesuatu hal yang signifikan yang mesti kami lakukan,” pungkas Budi.