Amazon sampai eBay Larang Eksploitasi Penjualan Masker Terkait COVID-19

JAKARTA - Facebook dan sejumlah marketplace melarang penggunanya untuk memasarkan produk medis dengan embel-embel virus corona di media sosialnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah oknum-oknum tertentu yang meraup keuntungan dari mewabahnya virus COVID-19.

Dilansir dari CNBC International, Direktur Facebook untuk Manajemen Produk, Rob Leathern, mengatakan bahwa pemberlakuan larangan ini diharapkan agar para pedagang tidak mencari keuntungan dari rasa takut orang terhadap epidemi ini.

"Kami sedang memantau COVID-19 dengan cermat dan akan membuat pembaruan yang diperlukan untuk kebijakan kami. Jika kami melihat orang-orang mencoba untuk mengeksploitasi keadaan darurat kesehatan masyarakat ini," tulis Rob di akun Twitternya.

Tak hanya itu, media sosial besutan Mark Zuckerberg ini juga akan menghapus informasi hoaks terkait virus corona. Larangan ini juga diberlakukan di Instagram, dengan membatasi penggunaan keyword yang mengeksploitasi ketersediaan perlengkapan medis.

"Persediaan hampir habis, harga naik, dan kami menentang orang yang mengeksploitasi darurat kesehatan masyarakat ini," tweet CEO Instagram Adam Mosseri.

Langkah serupa juga telah dilakukan oleh Amazon dan eBay, dengan mengubah sedikit aturan jual belinya terkait barang dagang yang terkait COVID-19. Secara signifikan Amazon akan menghapus panel penjualan produk masker, hand sanitizer maupun obat-obatan yang diklaim bisa menyembuhkan virus corona. 

Sementara eBay, mengambil langkah tegas dengan menghapus lebih dari daftar 20.000 barang yang belum diverifikasi terkait dengan coronavirus. Di mana dalam laporan CNBC, daftar pencarian barang-barang tersebut seketika melonjak naik dengan harga jual yang tidak masuk akal.

Lain halnya di Indonesia sendiri, harga penjualan masker ikut melonjak drastis di online market. Kisaran harga yang dijual di Tokopedia maupun Shoppe untuk satu kotak masker dijual seharga Rp400 hingga Rp1.7 juta atau naik 10 kali lipat dari harga normal.