JAKARTA - Toko ritel Amazon saat ini mencetak sebuah prestasi yang kurang menyenangkan. Bukan karena penjualan unit barang atau pelayanan, melainkan sebanyak 1,44 persen atau 19.816 pekerja toko online itu positif COVID-19.
Laporan itu muncul setelah sekian lama Amazon dituntut berbagai pihak untuk melakukan transparansi terkait jumlah karyawannya yang terinfeksi COVID-19. Bahkan, sampai ada pekerja yang rela menjadi umpan untuk mendapatkan informasi tersebut.
BACA JUGA:
Pasalnya Amazon terkesan selalu menutupi masalah kesehatan ke publik, termasuk COVID-19. Mengutip The Verge, Jumat 2 Oktober, berdasarkan angka tersebut ada laporan yang mengatakan jika 10 karyawan Amazon telah meninggal dunia.
Amazon berdalih, bahwa perusahaan telah melakukan ribuan tes COVID-19 setiap hari, dengan target 50.000 tes sehari di 650 toko ritel pada November.
Perusahaan juga mengatakan telah mendistribusikan lebih dari 100 juta masker wajah, melakukan pemeriksaan suhu, dan memperkenalkan prosedur pembersihan yang ditingkatkan di toko ritel maupun gudangnya.
Sayangnya, menurut laporan pekerja di sebuah gudang di Indianapolis, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Amazon justru tidak merata. Bahkan sejumlah gudang dan toko ritel tak melakukan jarak sosial selama periode bulan Mei lalu.
Tak sedikit pekerja yang menggugat sikap perusahaan karena menutup-nutupi kasus COVID-19. Mereka mengklaim bahwa kondisi kerja di sana membuat mereka berisiko terinfeksi COVID-19.