Mengapa Paspor Indonesia Kalah Sakti Dibandingkan Timor Leste?
JAKARTA – Berkeliling menjelajahi dunia adalah impian semua orang. Selain dana yang nyaris tak terbatas, seseorang juga butuh paspor untuk bisa berkeliling dunia. Namun sayangnya, paspor Indonesia dinilai tak memiliki kekuatan besar sehingga untuk bisa berjelajah butuh usaha ekstra, yaitu dengan mengajukan visa.
Di era sekarang, di mana travelling ke seluruh dunia bukan lagi hal yang mustahil, memiliki paspor adalah sebuah keharusan.
Paspor adalah identitas diri di luar Tanah Air. Sementara menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dijelaskan, “Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara Indonesia untuk melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama jangka waktu tertentu.”
Sayangnya, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kekuatan paspor hijau Indonesia masih sering dipandang sebelah mata.
Kalah dari Negara Tetangga
Menurut laporan The Henley Passport Index yang dirilis pada 10 Januari 2024, paspor Indonesia ternyata masih tergolong lemah jika dibandingkan negara tetangga lainya di Asia Tenggara.
Dilaporkan daftar tersebut, kekuatan paspor Indonesia berada di peringkat 66 di dunia bersama Kazakhstan dan Eswatini (sebelumnya Kerajaan Swajuland). Rinciannya adalah Indonesia dapat berkunjung ke 78 negara di dunia tanpa membutuhkan visa, termasuk ke negara di kawasan Asia Tenggara.
Sementara untuk melakukan perjalanan ke 148 negara, pemilik paspor Indonesia butuh usaha ekstra dengan pengajuan visa yang tidak mudah. Di antara 148 negara tersebut adalah Australia, Amerika Serikat, serta sebagian besar negara Eropa, seperti Italia, Belgia, dan Prancis.
Indonesia berada di bawah paspor Timor Leste yang kini bertengger di posisi ke-56 alias 10 peringkat lebih unggul dari paspor hijau RI. Para pemegang paspor Timor Leste bisa mengunjungi 96 destinasi menggunakan visa.
Peringkat ini menjadi perbincangan, karena dulu Timor Leste merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebelum melepaskan diri dari Indonesia pada 20 Mei 2002. Tapi kini paspor Timor Leste lebih sakti dibandingkan Indonesia.
Sementara itu dua negara tetangga, Singapura dan Malaysia, juga tak bisa diremehkan. Peringkat Passport Index menempatkan Singapura di posisi pertama sebagai paspor terkuat di dunia. Singapura akan ditemani bersama Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Spanyol.
Para pemegang paspor Singapura dapat menyambangi 194 destinasi tanpa menggunakan visa.
Selanjut ada Malaysia yang menjadi negara kedua dengan paspor terkuat di Asia Tenggara. Mereka menempati posisi ke-12 bersama Siprus dan Liechtenstein. Pemilik paspor Malaysia dapat mengunjungi 182 destinasi tanpa menggunakan visa.
Dipengaruhi Berbagai Faktor
Memiliki paspor dengan kekuatan tinggi akan sangat menguntungkan, salah satunya adalah lebih mudah melakukan mobilisasi ke negara lain, karena pemegangnya tidak memerlukan visa untuk masuk ke sebuah negara.
Lemahnya paspor Indonesia sudah menjadi perhatian sejak lama, meski faktanya posisi Indonesia di Passport Index terus merangkak naik dari tahun ke tahun. Apa penyebabnya sebuah negara memiliki paspor yang lebih kuat dari negara lain?
Mengutip Kompas, ada beberapa faktor yang membuat sebuah negara punya paspor lebih kuat dari negara lain. Pendapatan nasional atau gross domestic product (GDP) sebuah negara turut menjadi faktor. Negara-negara maju dengan GDP tinggi cenderung memiliki paspor yang kuat. Misalnya seperti Jepang, Singapura, dan Inggris.
Lemah kuatnya paspor suatu negara juga ditentukan oleh beberapa faktor lain. Hubungan timbal balik suatu negara dengan negara lain menjadi salah satu faktor utamanya. Pemberian akses bebas visa kepada suatu negara menandakan adanya hubungan baik kantar kedua negara yang bersangkutan.
Sementara itu, Henley Global mengatakan, pendapatan negara berpengaruh pada kekuatan paspor. Alasannya sederhana, yakni karena warga negara dari negara-negara kaya kemungkinan besar memberikan keuntungan ekonomi yang lebih besar dalam bentuk perdagangan, pariwisata, dan investasi. Selain itu, mereka cenderung tidak membebani sistem sosial dan ekonomi negara tuan rumah.
Faktor lainnya yang memengaruhi kekuatan paspor adalah ialah kerapuhan negara. Ketika negara memiliki tingkat kekerasan yang tinggi, misalnya pengeboman, serangan teroris, konflik etnis, dan kejahatan cenderung sedikit negara yang akan menerimanya karena khawatir.
Lebih lanjut ia menjelaskan, demokrasi bukan prediktor kuat mobilitas global. Data Universitas Gothenburg di Swedia menemukan, bentuk pemerintahan tidak memiliki korelasi kuat dengan kuatan paspor.
Sehingga, dapat disimpulkan, kekayaan dan tingkat kerapuhan suatu negara berpengaruh besar dalam kekuatan paspornya.
Baca juga:
- Konsep Mass Tourism Harus Diubah agar Turis Gembel Tak Bikin Ulah
- Apakah Survei Elektabilitas Menggambarkan Kemenangan Pilpres 2024?
- Program Susu Gratis Berpotensi Mematikan Produsen Lokal karena Peningkatan Impor, Perlu Diwaspadai
- Politik Uang Menjamur karena Penegakan Hukum Lemah dan Masyarakat yang Tak Sejahtera
Indonesia sebenarnya cukup aktif memperjuangkan kemudahan masyarakat Indonesia untuk bepergian ke luar negeri, melalui kerjasama yang menghasilkan kelonggaran visa. Karena itulah, kekuatan paspor Indonesia di mata dunia juga termasuk salah satu janji yang dibahas dalam kontestasi Pilpres 2024.
Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo berjanji kan membuat Indonesia sebagai negara yang bebas visa ke 120 negara.
"Hubungan kita dengan beberapa negara menjadi lebih baik (dengan adanya bebas visa)," kata Ganjar Pranowo.