Minat Investor Terhadap NFT Berkurang, Pasar Non Fungible Token Anjlok

JAKARTA - Pasar non-fungible token (NFT) mengalami pelemahan signifikan pada pekan ketiga Januari 2024. Volume penjualan NFT anjlok 21,25% dibandingkan dengan pekan sebelumnya, mencatatkan penurunan terdalam sepanjang tahun ini. Hal ini menimbulkan keraguan tentang prospek pasar NFT di masa depan.

Informasi saja, NFT adalah aset digital unik dan tidak dapat ditukar dengan aset lain yang serupa. NFT dapat berupa karya seni, koleksi, game, musik, atau apapun yang dapat direpresentasikan secara digital. NFT biasanya dibuat dan diperdagangkan di atas blockchain, yaitu jaringan terdesentralisasi yang mencatat transaksi dan memverifikasi kepemilikan aset.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pasar NFT adalah dominasi blockchain yang digunakan untuk menciptakan dan menjual NFT. Blockchain adalah teknologi yang mendasari mata uang kripto, seperti Bitcoin dan Ethereum. Ada berbagai macam blockchain yang bersaing untuk menarik pengembang dan pembeli NFT, dengan karakteristik dan keunggulan masing-masing.

Pada pekan ketiga Januari 2024, terjadi pergeseran signifikan dalam dominasi blockchain di pasar NFT. Ethereum, blockchain yang paling populer untuk NFT, berhasil merebut kembali posisi teratas dari Bitcoin, blockchain yang paling populer untuk mata uang kripto. Menurut data dari NonFungible.com, penjualan NFT di Ethereum tembus $74,97 juta (Rp 1,18 triliun), mengalami penurunan 28,78% dari pekan sebelumnya. Sementara itu, penjualan NFT di Bitcoin mencapai $55,92 juta (Rp 883 miliar), mengalami penurunan 12,62% dari pekan sebelumnya.

Penurunan penjualan NFT tidak hanya dialami oleh Ethereum dan Bitcoin. Blockchain lain yang menjadi pesaing di pasar NFT juga mengalami penurunan yang cukup dalam. Solana, blockchain yang terkenal dengan kecepatan dan biaya rendahnya, mencatatkan penjualan NFT sebesar $53,69 juta (Rp 848 miliar), menurun 11,85% dari pekan sebelumnya. Polygon dan Avalanche, dua blockchain yang menawarkan skalabilitas dan interoperabilitas tinggi, masing-masing mengalami penurunan sebesar 36,40% dan 41,25%. Kelima blockchain utama ini mengalami penurunan dua digit, menunjukkan tren pelemahan pasar NFT secara luas.

Di sisi lain, ada beberapa koleksi NFT yang masih menunjukkan kinerja positif di tengah pasar yang lesu. Salah satunya adalah Cryptopunks, salah satu koleksi NFT tertua dan paling berharga di Ethereum. Cryptopunks merupakan seri dari 10.000 karakter pixel art yang unik dan langka, yang dibuat pada tahun 2017. Cryptopunks muncul sebagai koleksi NFT terlaris pada pekan ketiga Januari 2024, dengan total penjualan sebesar $13,67 juta (Rp 216 miliar), naik 32,23% dari pekan sebelumnya.

Koleksi NFT lain yang mencatatkan penjualan tinggi melibatkan blockchain selain Ethereum dan Bitcoin. Di antaranya adalah Bitcoin's Uncategorized Ordinals, Froganas, Cryptoundeads, dan Dokyo. Bitcoin's Uncategorized Ordinals adalah koleksi NFT yang dibuat di atas blockchain Bitcoin, yang terdiri dari 21.000 gambar abstrak yang unik. Froganas adalah koleksi NFT yang dibuat di atas blockchain Solana, yang terdiri dari 10.000 kodok animasi yang lucu. Cryptoundeads adalah koleksi NFT yang juga dibuat di atas blockchain Solana, yang terdiri dari 10.000 zombie yang menyeramkan. Dokyo adalah koleksi NFT yang dibuat di atas blockchain Avalanche, yang terdiri dari 8.888 karakter kartun yang imut.

Koleksi NFT termahal yang terjual pada pekan ketiga Januari 2024 adalah Cryptopunk #6.940, dengan harga fantastis sebesar $507.618 (Rp 8 miliar). Cryptopunk ini memiliki karakteristik yang sangat langka, yaitu memiliki topi koboi dan janggut. Penjualan NFT lain yang mencolok termasuk Lockdealnft #18,858 dari BNB seharga $147.157 (Rp 2,3 miliar), sebuah NFT Axie Infinity yang dijual seharga $143.559 (Rp 2,3 miliar), dan sebuah Uncategorized Ordinal yang dibeli seharga $88.386 (Rp 1,4 miliar). Penjualan-penjualan istimewa ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keseluruhan rantai blockchain masing-masing.

Penurunan dalam penjualan NFT baru-baru ini terjadi setelah lonjakan di akhir 2023, yang didorong oleh transaksi Ordinals, seni digital berbasis blockchain Bitcoin. Namun, tren ini bergeser pada 2024, dengan NFT di jaringan Ethereum yang kembali memimpin pasar seni digital.