Menlu China akan Bertemu Penasihat Biden di Tengah Konflik Laut Merah

JAKARTA - China mengonfirmasi Menteri Luar Negeri Wang Yi akan bertemu dengan penasihat utama Presiden AS Joe Biden untuk urusan keamanan nasional, Jake Sullivan, di Bangkok selama kunjungan tiga hari ke Thailand.

Dalam pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan bahwa Wang Yi akan berada di Thailand hingga Senin atas undangan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara,

“Sesuai kesepakatan antara China dan AS, Wang Yi akan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan di Bangkok,” kata Wang dilansir ANTARA dari Anadolu, Jumat, 26 Januari.

Sebelumnya, harian Inggris Financial Times melaporkan Wang dan Sullivan akan mengadakan pembicaraan rahasia pada Jumat dan Sabtu di Thailand tentang upaya untuk memperbaiki hubungan antara Beijing dan Washington.

Kedua pejabat senior tersebut sudah pernah mengadakan dua pertemuan rahasia tahun lalu di Wina dan Malta. Pertemuan itu membuka jalan bagi Presiden Xi Jinping dan Biden untuk bertemu pada November tahun lalu, menurut laporan itu.

Hubungan antara AS dan China memburuk selama pemerintahan Donald Trump, terutama karena perang dagang. Sejak itu, ketegangan di antara kedua negara tetap tinggi, terutama karena konflik di Taiwan dan dugaan bahwa China telah menerbangkan balon mata-mata di wilayah AS.

Namun, ketegangan mulai mereda sejak Xi dan Biden bertemu tahun lalu ketika para pejabat tinggi militer kedua negara juga mengadakan pertemuan virtual pada Desember 2023 untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.

Pertemuan antara Wang dan Sullivan juga terjadi setelah China menyerukan penghentian serangan terhadap kapal-kapal sipil, dan mendesak pihak-pihak terkait agar tidak memperburuk konflik di Laut Merah.

Sebelumnya, pasukan AS dan Inggris mengatakan mereka telah melancarkan serangan terhadap delapan target Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut di Laut Merah.

Kelompok Houthi Yaman berjanji akan membalas serangan tersebut.

"Serangan-serangan ini tidak akan luput dari hukuman," kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree.

Ketegangan di Laut Merah meningkat di tengah serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial yang diduga memiliki keterkaitan dengan Israel.

Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan gempuran mematikannya di Jalur Gaza.