Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan hasil kunjungan Menteri Luar Negeri Wang Yi ke Amerika Serikat (AS) sampai pada kesepakatan kedua negara ingin menstabilkan dan meningkatkan hubungan Tiongkok-AS.

"Dalam kunjungan tersebut, kedua belah pihak, dalam semangat kesetaraan dan saling menghormati, menjalin komunikasi strategis yang dalam, konstruktif dan substantif soal berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama, sama-sama mengirimkan sinyal positif untuk menstabilkan dan meningkatkan hubungan China-AS," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media, di Beijing, China dilansir ANTARA, Senin, 30 Oktober.

Menlu China Wang Yi pada 26-28 Agustus 2023 berkunjung ke AS dan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, mengadakan dua putaran pembicaraan dengan Menlu AS Antony Blinken, dan juga bertemu dengan perwakilan komunitas strategis dan bisnis AS.

"Kedua negara sepakat dialog antara China dan AS penting dan perlu serta berharap hubungan bilateral dapat stabil sesegera mungkin dan bergerak menuju perbaikan," kata Wang Wenbin menambahkan.

Rencananya kedua kepala negara juga akan bertemu dalam KTT APEC, di San Fransisco, AS untuk melanjutkan pembicaraan.

"Kedua belah pihak harus kembali merujuk kepada pertemuan Bali dengan sungguh-sungguh, bertindak berdasarkan pemahaman bersama, mengatasi gangguan dan hambatan, memperluas pemahaman serta mempercepat hasil kesepakatan," ujar Wang Wenbin pula.

Dalam beberapa hari mendatang, kedua negara akan mengadakan pertemuan China-AS mengenai urusan maritim, pengendalian senjata dan nonproliferasi, kebijakan luar negeri, dan Pertemuan Koordinasi China-AS mengenai disabilitas dan berdiskusi soal penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang disabilitas. Kedua pihak juga sepakat untuk lebih meningkatkan jumlah penerbangan langsung.

"Menlu Wang Yi mengatakan kedua belah pihak harus bekerja untuk menstabilkan hubungan China-AS dari perburukan lebih lanjut, dan membawa hubungan kembali ke jalur yang sehat dan stabil seperti awal," kata Wang Wenbin.

Melihat kembali perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan China-AS sejak awal 2023, Wang Yi menyebut ada "lima keharusan" sebagai kunci langgengnya relasi China-AS.

"Kuncinya adalah mengikuti 'lima keharusan'. Kedua belah pihak harus mengikuti kesepahaman bersama yang dicapai kedua kepala negara; harus menstabilkan hubungan bilateral; harus menjaga keterbukaan saluran komunikasi; harus mengelola perbedaan, perselisihan dan gesekan dengan baik; dan harus mengedepankan kerja sama yang saling menguntungkan," ujar Wang Wenbin.

Wang Yi juga menekankan bahwa ancaman terbesar terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah "kemerdekaan Taiwan", yang juga merupakan tantangan terbesar dalam hubungan China-AS.

"Wang Yi mengatakan hal itu (kemerdekaan Taiwan) harus ditentang dengan tegas dan upaya tersebut harus tercermin dalam kebijakan dan tindakan AS. Wang Yi juga menguraikan sikap serius China terhadap masalah Laut China Selatan dan kedua belah pihak juga bertukar pandangan mengenai konflik Palestina-Israel, nuklir Ukraina dan Semenanjung Korea dan lain-lain lainnya," kata Wang Wenbin.

Sedangkan pihak AS, menurut Wang Yi, menghargai hubungannya dengan China termasuk dengan menjaga interaksi dalam beberapa bulan terakhir dan melakukan komunikasi yang jujur serta konstruktif.

"Pihak AS berharap hubungan bilateral akan stabil dan berkelanjutan dan bersedia memperkuat komunikasi dengan China untuk mencegah kesalahpahaman, menjajaki kerja sama di bidang-bidang yang memerlukan kerja sama, membuat persiapan yang baik untuk fase pertukaran tingkat tinggi berikutnya antara AS dan China serta dan bersama-sama mengatasi tantangan global," ungkap Wang Wenbin.