Usai Bocor Rekaman Diduga Kritik PM Netanyahu, Amerika Serikat Puji Qatar: Mitra Utama Tak Tergantikan
JAKARTA - Departemen Luar Negeri AS membela Qatar sebagai mediator dalam negosiasi antara Israel dan Hamas, setelah ada rekaman yang diduga Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkritik peran negara Teluk itu sebagai hal yang "bermasalah."
Dalam konferensi pers harian, wakil juru bicara kementerian Vedant Patel ditanya apakah pernyataan PM Netanyahu menghambat pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan sandera baru, setelah Qatar mengatakan pihaknya "terkejut" oleh pernyataan tersebut.
"Saya tidak memiliki penilaian apa pun terhadap komentar-komentar tersebut atau beberapa audio yang telah beredar," kata Patel, melansir The Times of Israel 26 Januari.
"Apa yang bisa saya katakan dan saya telah membicarakan sedikit tentang hal ini kemarin adalah, Qatar telah menjadi mitra regional utama yang integral, tak tergantikan, tidak hanya dalam kaitannya dengan konflik yang sedang berlangsung saat ini, namun juga prioritas lain yang dimiliki Amerika Serikat. miliki di wilayah tersebut," urainya.
"Kami berharap dapat terus memperdalam kemitraan kami dengan mereka dan bekerja sama dengan mereka dalam sejumlah isu utama," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, rekaman yang bocor dari pertemuan dengan keluarga sandera yang disiarkan di saluran berita Israel Channel 12 pada Hari Selasa, diduga Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Qatar “bermasalah.”
"Anda belum pernah melihat saya berterima kasih kepada Qatar, pernahkah Anda menyadarinya? Saya belum berterima kasih kepada Qatar. Mengapa? Karena Qatar, bagi saya, pada dasarnya tidak berbeda dengan PBB, dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal bahkan lebih bermasalah. Namun, sekarang saya bersedia menggunakan mediator mana pun yang dapat membantu saya membawa mereka (para sandera) pulang," katanya seperti melansir Reuters.
Qatar menilai rekaman yang bocor mengenai dugaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut negara itu bermasalah, bisa menghalangi dan melemahkan proses mediasi perang di Gaza.
"Kami terkejut dengan dugaan pernyataan yang diatribusikan kepada Perdana Menteri Israel dalam berbagai pemberitaan media tentang peran mediasi Qatar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari, melalui platform media sosial X.
"Jika pernyataan yang dilaporkan itu benar, PM Israel hanya akan menghalangi dan melemahkan proses mediasi, dengan alasan yang tampaknya menguntungkan karir politiknya dibandingkan memprioritaskan penyelamatan nyawa tak berdosa, termasuk sandera Israel," tulisnya.
Dalam rekaman tersebut, Netanyahu melanjutkan dengan mengatakan bahwa Qatar memiliki pengaruh terhadap Hamas karena mereka mendanai gerakan tersebut. Dia mengatakan kepada keluarga sandera, dia baru-baru ini "menjadi sangat marah terhadap Amerika" karena memperbarui kesepakatan untuk memperluas kehadiran militer AS di sebuah pangkalan di Qatar.
Baca juga:
- Kremlin Sebut Kebijakan Anti-Rusia Barat Tengah Berada di Titik Puncak
- Menlu AS Minta Israel Lindungi Warga Sipil Usai Serangan Terhadap Penampungan Pengungsi PBB
- Kementerian Kesehatan Sebut 20 Orang Tewas dan 150 Luka-luka Akibat Serangan Israel Hantam Antrean Bantuan Makanan
- Protes Harga Rendah hingga Keringanan Pajak: Petani Prancis Blokir Jalan, Buang Produk Impor
Menanggapi itu, juru bicara Qatar mengatakan dalam pernyataannya: "Daripada mengkhawatirkan hubungan strategis Qatar dengan Amerika Serikat, kami berharap Netanyahu memutuskan untuk bertindak dengan itikad baik dan berkonsentrasi pada pembebasan para sandera."
Qatar diketahui telah berperan sebagai mediator utama antara kelompok militan yang menguasai Gaza dengan pejabat Israel dalam konflik tersebut.
Pada Bulan November, Qatar membantu mengamankan jeda tujuh hari dalam pertempuran, di mana 110 sandera Israel dan asing dibebaskan dari Gaza sebagai imbalan atas 240 warga Palestina yang dibebaskan dari tawanan Israel.