GeNose Digunakan di Bandara Mulai 1 April, Luhut: Kualitasnya Harus Ditingkatkan
JAKARTA - Kementerian Perhubungan menyiapkan penerapan alat pendeteksi COVID-19 yakni GeNose C19 pada transportasi laut dan udara setelah sebelumnya sudah dilakukan di transportasi darat, khususnya kereta api.
"Di kereta api, animo masyarakat untuk menggunakan GeNose sangat bagus dan saat ini para pemangku kepentingan di sektor perhubungan laut dan udara juga menginginkan penggunaan GeNose. Untuk itu, kami melaporkan kepada Menko Maritim dan Investasi serta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tentang rencana itu, dan tentunya akan kami lakukan dengan hati-hati," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis dikutip dari Antara, Rabu 24 Februari.
Untuk mempersiapkannya, Menhub melakukan pertemuan dengan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan dan MenkoPMK Muhadjir Effendy bersama dengan jajaran dan Peneliti UGM.
Menhub menuturkan, penerapan GeNose di simpul-simpul transportasi diperlukan agar masyarakat mendapatkan akses terhadap alat pendeteksi COVID-19 yang lebih terjangkau, sehingga dapat mengurangi potensi penularan saat menggunakan transportasi umum.
Direncanakan penggunaan alat deteksi GeNose juga akan diterapkan di pelabuhan tanjung priok pada akhir minggu ini secara acak (random). Sementara, untuk di sektor udara akan mulai diterapkan pada 1 April 2021 mendatang karena ada beberapa hal yang harus dibahas lebih lanjut secara teknis operasionalnya.
Menhub menjelaskan, penerapan pemeriksaan melalui GeNose di sektor kereta api bisa menjadi pembelajaran yang baik bagi para pemangku kepentingan di sektor perhubungan laut dan udara. Ia meminta Dirjen Perhubungan Udara dan Laut untuk mempersiapkan mekanisme dan SOP-nya, menyesuaikan dengan regulasi yang ada di kedua sektor tersebut.
MenkoPMK Muhadjir Effendy mengatakan, sangat mendukung kehadiran GeNose sebagai salah satu alternatif alat pendeteksi COVID-19 yang digunakan di simpul-simpul transportasi, karena GeNose merupakan produk dalam negeri dan memiliki kelebihan-kelebihan seperti lebih mudah dan aman penggunannnya, tingkat akurasi cukup tinggi.
Baca juga:
- Sandiaga Uno Berharap GeNose Jadi 'Juru Selamat' Pariwisata, Menristek Bambang: Tadinya Alat Ini untuk Tes TBC
- Patok Harga Rp75-90 Juta di Toko Daring, UGM Minta Masyarakat Waspada Beli GeNose
- Alat Deteksi COVID-19 GeNose Buatan Prof Kuwat dkk Mulai Digunakan di Stasiun Tugu Yogyakarta
- Ingat, Penumpang KAI Dilarang Makan Hingga Merokok Sebelum Tes GeNose
"Semoga ke depannya dapat diproduksi secara massal dan dapat terus dikembangkan sehingga tingkat akurasinya akan semakin meningkat. Kita akan terus memperbanyak penggunaan GeNose untuk kepentingan pelayanan publik. Tidak hanya untuk perjalanan, tetapi juga bisa digunakan di tempat yang lain yang sangat membutuhkan," ucap Muhadjir.
Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, mendukung penuh penerapan GeNose karena merupakan karya anak bangsa, sudah teruji, dan sudah memiliki izin edar dari Kemenkes. Menkomarves juga menyetujui rencana diberlakukannya penggunaan GeNose sebagai salah satu alternatif alat pendeteksi COVID-19 mulai tanggal 1 April 2021 pada seluruh moda transportasi.
"Saya menyetujui seluruh simpul transportasi menggunakan GeNose sebagai salah satu alternatif alat pengecekan terhadap COVID-19, tetapi kualitas dari GeNose ini harus terus ditingkatkan," tutur Luhut.
Saat ini penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan sudah dilakukan untuk angkutan kereta api jarak jauh, serta untuk angkutan bus dan penyeberangan yang dilakukan secara acak (random/tidak wajib).