Prabowo Tegaskan Terus Dukung Palestina Jika Jadi Presiden
JAKARTA - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menegaskan dirinya akan terus mendukung Palestina di berbagai forum internasional jika terpilih menjadi Presiden periode 2024–2029.
"Kami akan terus mendukung hal ini di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sebagai anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), di setiap forum, dan segala cara yang kami bisa hingga konflik tersebut terselesaikan untuk selamanya," kata Prabowo sebagaimana keterangan tertulis dilansir ANTARA, Kamis, 25 Januari.
Menurut dia, perang yang terjadi di Gaza, Palestina, merupakan tragedi yang harus dihentikan.
Prabowo tidak sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa perang merupakan cara Israel untuk memperjuangkan hak atau kemerdekaan atas tanah asalnya.
"Itu ilusi yang berbahaya jika kita berpikir bahwa perang ini akan mengubah segalanya bagi Israel," ujarnya.
Baca juga:
- Pangdam Cenderawasih: KKB Intan Jaya Pegang 13 Pucuk Senpi dari Revolver hingga Senapan Serbu
- Khawatir Teror KKB, Warga Sugapa yang Mengungsi ke Pos TNI Bertambah Jadi 500 Orang
- Tim Hukum AMIN Berikan Analisa Hukum ke KPU-Bawaslu Soal Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye-Memihak
- Sindiran PDIP ke Jokowi: Presiden Aktif Kampanyekan Anaknya Jadi Presiden Baru Pertama Kali di Dunia
Dia menyebut perang tersebut telah mengakibatkan lebih dari 20.000 korban jiwa, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, perempuan, dan anak-anak.
"Melalui pembunuhan dan penghancurannya, mereka (Israel) hanya menanamkan benih kebencian bagi seluruh generasi warga Palestina," ujarnya.
Karena itu, Prabowo menekankan perang harus segera dituntaskan sesuai parameter yang disepakati PBB.
"Kita tahu dari sejarah bahwa selama pendudukan terus berlanjut, selama tidak ada Palestina merdeka, maka tidak akan ada perdamaian," kata Prabowo.
Prabowo sebelumnya mengatakan hal itu saat wawancara dengan media asing Newsweek. Wawancara bertajuk “Exclusive: The Ex-General Who Plans To Make the Largest Muslim Nation a World Power” diunggah di laman Newsweek pada Senin (8/1).