Viral Skincare Dihancurkan Saat Razia, Bahaya Abaikan Sunscreen Bisa Picu Kanker Kulit
JAKARTA – Dalam beberapa hari ke belakang, beredar video yang menunjukkan produk-produk skincare maupun make-up yang dikumpulkan dan dirusak oleh sejumlah siswa. Dalam keterangannya tertulis skincare tersebut adalah hasil razia yang dilakukan oleg OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah.
Video tersebut langsung menjadi perbincangan warganet. Selain soal mubazir karena merusak produk yang sebenarnya masih bisa digunakan, pro kontra yang juga dibahas warganet adalah soal perlu tidaknya produk skincare di sekolah.
Di satu sisi produk skincare dianggap tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, namun di sisi lain, produk skincare dinilai penting untuk menjaga kesehatan kulit.
Salah satu warganet yang menyayangkan razia skincare di sekolah dr. Danial Hendrik. Melalui unggahan di akun Instagramnya, Danial menyarankan agar sekolah dapat membedakan make-up dan skincare, membedakan mana yang berfungsi untuk mempercantik dan mana produk yang memang untu menjaga kesehatan.
“Okelah dengan banyak alasan bisa sita make-up, tapi kenapa skincare seperti facewash dan sunscreen disita juga? Bahkan di musnahkan,” tulis Danial.
“Saat sekolah saya sering bawa sabun cuci muka, biasanya kalau lagi ngantuk atau habis olahraga cuci muka pake sabun cuci muka fresh banget,” imbuhnya.
Penting di Tengah Cuaca Panas
Razia sunscreen, apalagi sampai merusak dengan cara menggunting kemasan dan membuang isinya menyita perhatian banyak orang. Aksi ini memunculkan kesimpulan masih banyak orang yang tidak memahami pentingnya penggunaan sunscreen untuk menjaga kesehatan kulit.
“Di sisi lain mungkin ada kegiatan luar ruangan, yang baiknya pakai sunscreen untuk melindungi kulit dari cahaya matahari yang memancarkan sinar UV, apalagi kalau lagi panas terik, itu membantu banget buat kesehatan kulit,” tulis Danial lagi.
“Baiknya ditelaah lebih lanjut mengenai aturan ini,” tulis Danial menutup unggahannya.
Pentingnya penggunaan sunscreen atau tabir surya makin gencar digaungkan dalam beberapa tahun ke belakang. Tabir surya tidak hanya dianjurkan digunakan untuk remaja dan dewasa, tapi mulai dari bayi usia enam bulan.
Gencarnya imbauan penggunaan tabir surya sejak dini tidak lepas dari cuaca global saat ini. Suhu yang panas, terutama di Indonesia, membuat penggunaan tabir surya mutlak dibutuhkan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Oktober 2023 mencatat cuaca panas ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah bahkan suhunya bisa menyentuh 38 derajat Celcius. BMKG menyebut tingkat pertumbuhan awan sangat minim sehingga cuaca bisa sangat terik di siang hari.
Saat itu, sejumlah dokter kulit dan kelamin mengingatkan pentingnya peran sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
Paparan sinar matahari dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, mulai dari kulit berkerut, bercak hitam, hingga kanker kulit. Sayangnya, masih banyak orang yang mengabaikan pentingnya penggunaan sunscreen. Padahal mengabaikan penggunaan sunscreen dapat memberikan bahaya yang serius pada kesehatan kulit.
Menurut Healthcare, mengabaikan penggunaan sunscreen dapat berdampak pada beberapa hal, di antaranya penuaan dini, kerusakan kulit, memicu munculnya lesi baru pada beberapa macam penyakit kulit, dan hasil kurang maksimal pada pengobatan kulit.
“Paparan sinar matahari tanpa perlindungan dari sunscreen secara terus menerus dapat merusak kolagen pada kulit,” mengutip Healthcare.
“Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak keriput, kusam bahkan dapat terjadi pada usia muda karena mengabaikan penggunaan sunscreen secara teratur. Untuk itulah penggunaan sunscreen sebagai pencegahan penuaan dini sangat penting,” imbuhnya.
Mencegah Kanker Kulit
Salah satu dampak dari mengabaikan penggunaan sunscreen adalah berpotensi memicu kanker kulit. Indonesia Cancer Care Community (ICCC) mengatakan, kanker kulit masuk dalam 15 kanker yang umum terjadi di Indonesia.
Beberapa orang mempunyai risiko yang lebih tinggi terjangkit kanker kulit dibandingkan orang lain, akan tetapi siapa saja dapat terjangkit kanker kulit. Penyebab kanker kulit yang dapat kita cegah adalah paparan sinar ultraviolet (UV) yang belebihan, baik dari matahari maupun dari sumber buatan seperti tanning bed.
Terdapat sekitar 6.170 kasus kanker kulit non-melanoma dan 1.392 kasus kanker kulit melanoma pada 2018.
Karena itu, proteksi terhadap radiasi sinar UV sangat penting dilakukan setiap waktu, tidak hanya ketika matahari terik atau hanya saat berada di pantai. Menggunakan sunscreen dapat membantu mengurangi risiko bahaya sinar UV.
“Sinar UV matahari sangat kuat, dan hanya 15 menit di ruangan sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan dan berpotensi kanker kulit dalam jangka panjang,” kata Jessica ‘Nikki’ Dietert, MD, dokter kulit bersetifikat, mengutip Healthcare.
Dietert mengatakan, kanker yang disebabkan paparan sinar matahari bisa menjadi agresif dan fatal jika tidak diobati. Namun pencegahan adalah obat terbaik.
“Mengoleskan tabir surya ke wajah, dada, telinga, tangan dan lengan setiap hari dianjurkan untuk mencegah kerusakan jangka panjang akibat sinar matahari,” kata Dietert lagi.
Baca juga:
- Fenomena Challenge Tahu Goreng, Takut Dicap Kurang Gaul padahal Berisiko untuk Kesehatan
- Jangan Sampai Aksi Kekerasan Berlindung di Balik Budaya Carok
- Green Inflation Tak Akan Terjadi Jika Transisi Energi Dilakukan Secara Hati-hati
- Pakai Istilah Tak Lazim Jadi Kelebihan Sekaligus Kelemahan Gibran di Debat Capres
Menggunakan sunscreen adalah salah satu cara terbaik dan paling mudah, untuk melindungi penampilan dan kesehatan kulit di usia berapa pun. Dengan menggunakan sunscreen secara teratur juga dapat membantu menghindari kulit terbakar, penuaan dini, bahkan kanker kulit.
Karena itulah, sangat disayangkan ketika ada oknum yang malah dengan sadar dan sengaja merazia bahkan sampai merusak produk skincare, termasuk sunscreen, padahal memiliki dampak besar bagi kesehatan kulit.