Menhan Ingin Industri Pertahanan RI Mampu Produksi Kapal Perang Destroyer
JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkap harapannya untuk industri pertahanan dalam negeri agar mampu membangun kapal perang berjenis perusak atau destroyer, bahkan kapal perang berteknologi antideteksi radar (stealth).
Prabowo menjelaskan rencana membangun kapal-kapal destroyer itu harus mulai dijajaki setelah proyek modernisasi 41 unit kapal perang rampung.
"Kemungkinan sesudah modernisasi ini, kita harus bikin destroyer. Kita harus bikin lebih banyak kapal serang ringan yang modern, kecepatan tinggi dengan senjata ampuh, tetapi low-radar sehingga bisa bergerak tanpa terdeteksi, stealth kalau bisa," kata Menhan di galangan kapal PT PAL, dilansir ANTARA, Rabu, 24 Januari.
Prabowo optimistis industri pertahanan dalam negeri mampu membuat kapal-kapal perang itu mengingat saat ini PT PAL dalam tahap membangun kapal perang berjenis fregat, yang proyeknya disebut Fregat Merah Putih, pesanan pemerintah Indonesia.
"Saya sangat bangga bahwa pembangunan fregat itu, kapal perang yang terbesar yang pernah kita bangun, tetapi kali ini kita bangun benar-benar 100 persen di Indonesia tanpa bantuan teknis dari negara asing,” katanya.
Kementerian Pertahanan memesan dua unit fregat ke PT PAL. Pada 25 Agustus 2023, PT PAL berhasil melewati tahapan peletakan lunas kapal (keel laying) untuk satu unit kapal pesanan Kemhan.
Kapal fregat itu diproyeksikan operasional dan dapat memperkuat TNI Angkatan Laut pada 2028. Fregat Merah Putih, yang masih dalam tahapan pembangunan, memiliki panjang 140 meter dan bobot (displacement) 5.996 ton.
Menhan meyakini Indonesia memiliki TNI Angkatan Laut yang kuat mengingat dua per tiga luas Indonesia merupakan lautan. Luas perairan Indonesia setidaknya mencapai 6,4 juta kilometer persegi.
"Kita bangun kekuatan angkatan perang kita, kekuatan arsenal (artileri senjata angkatan laut) kita karena kita negara sangat besar, laut kita sangat besar. Kita menguasai alur laut, selat-selat yang sangat strategis jadi incaran banyak negara," kata Prabowo.
Baca juga:
- Kasus Naik Penyidikan, Polda Metro Bakal Periksa Lagi Aiman Witjaksono Jumat 26 Januari
- Berkas Perkara Firli Bahuri Rampung Dilengkapi, Polda Metro Limpahkan Lagi ke Kejati DKI
- Bareskrim Tak Tahan Palti Hutabarat Tersangka Hoaks Forkopimda Batubara Menangkan 02
- Tak Mau Berikan Kampung Susun Bayam, Heru Budi Bakal Bangun Rusun Baru untuk Warga Kampung Bayam
Karena itu, modernisasi armada TNI AL menjadi penting sehingga Menhan Prabowo berharap proyek itu cepat rampung.
PT PAL, yang memimpin proyek modernisasi 41 kapal perang itu, melaporkan ke Menhan Prabowo progres pembangunnya mencapai 40 persen. Sebanyak 25 kapal perang telah diperbaiki bagian badannya.
Beberapa jenis kapal yang masuk dalam proyek modernisasi itu, antara lain fast patrol boat (FBB) class, Parchim class, PKR class, Sigma class, Bung Tomo class, dan Corvette Fatahillah class.
Prabowo, di lokasi yang sama, juga meminta TNI AL mempelajari kapal-kapal lainnya yang juga butuh modernisasi. "Tolong dipelajari kembali semua platform yang bisa kita modernisasi, kita akan modernisasi," ujarnya.