Ungkap Kasus Tembok SPBU Pertamina Roboh Tewaskan 3 Orang, Polres Jaksel Libatkan Forensik dan Ahli Konstruksi
JAKARTA - Polisi masih menyelidiki kasus robohnya tembok Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Jalan Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan yang mengakibatkan 3 orang tewas dan 1 anak luka-luka.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro mengatakan pihaknya akan melibatkan ahli forensik dan kontruksi dalam menyelidiki kasus tersebut untuk mengetahui apakah adakah dugaan kelalaian dalam peristiwa tersebut.
“Kita tidak bisa menduga-duga. Kita bekerja berdasarkan fakta hukum. Sementara kita layangkan pemeriksaan ahli kontruksi dan juga forensik,” kata Bintoro dalam pesan singkat, Selasa, 23 Januari.
Sementara itu Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan untuk saat ini pihaknya telah memeriksa 5 saksi. Tiga diantaranya adalah petugas SPBU Pertamina.
“3 dari pihak SPBU, 2 dari pihak warga,” ujarnya.
Tiga orang dalam satu keluarga meninggal akibat tertimpa tembok SPBU Pertamina di Jalan Soepomo, Tebet Jakarta Selatan, Minggu 21 Januari pukul 11.50 WIB.
Baca juga:
Insiden ini merengut 3 anggota keluarga Amri. Ami Kusuma Dewi (35) adik Amri, Nyonya Thio (74) ibu kandung Amri, dan Bapak Sumedi Riyanto (80) adalah ayah Amri. Satu orang selamat yakni bocah berusia 8 tahun, anak dari Ami Kusuma, keponakan Amri.
Menurut Amri, kedua orangtuanya sudah mengetahui tembok SPBU Pertamina itu sudah rapuh. Namun Amri tidak dapat berbuat banyak mencegah kedua orangtuanya berdagang di samping tembok.
Terlebih, kedua orang tua Amri sudah lama berdagang di lokasi tersebut, sejak ia masih kecil. Karena itu mereka tidak ingin lokasi sumber mata pencahariannya dilepas begitu saja, meski pada akhirnya berujung petaka.
“Iya sudah tahu rapuh, tapi tetap dagang,” ucapnya.