RI-Vietnam Resmi Jalin Kerja Sama Sektor Perikanan
JAKARTA - Pemerintah RI dan Vietnam resmi menjalin kerja sama di sektor perikanan.
Kerja sama itu ditandai dengan pertukaran dokumen yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Le Minh Hoan di Istana Kepresidenan Vietnam di Kota Hanoi, Jumat, 12 Januari.
Adapun pertukaran dokumen tersebut disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Presiden Vietnam Vo Van Thuong.
"Insyaallah dengan sinergi dua negara tetangga yang punya semangat maju bersama, bisa mendorong majunya sektor perikanan di masing-masing negara," kata Menteri Trenggono dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 13 Januari.
Menteri Trenggono menyebut, lingkup kerja sama itu mencakup banyak lini dari sektor hulu hingga hilir. Di antaranya, pembangunan perikanan tangkap dan budi daya berkelanjutan, penjaminan kualitas dan keamanan produk perikanan, investasi hingga pengolahan, promosi dan perdagangan produk perikanan.
Kerja sama dengan Vietnam juga termasuk pada perlawanan praktik illegal, unreported, unregulated fishing, pertukaran informasi data perikanan, transfer teknologi dan pertukaran ahli, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Salah satu poin dalam kerja sama ini menyangkut pengembangan budi daya lobster di Indonesia," ujarnya.
Trenggono pun optimistis jalinan kerja sama akan memperkuat produktivitas perikanan di masing-masing negara.
Menurutnya, kerja sama ini sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dan Vietnam dalam memerangi praktik perikanan ilegal yang berdampak buruk pada kelestarian ekologi dan perekonomian negara.
"Saya meyakini Indonesia di masa depan mampu menjadi bagian penting dalam rantai pasok produk lobster dunia. Kerja sama ini pun sangat potensial menjadikan dua negara sebagai juara sektor perikanan di kawasan," imbuhnya.
Sekadar informasi, Vietnam selama ini termasuk pasar produk perikanan Indonesia. Berdasarkan data KKP, ekspor perikanan Indonesia ke Vietnam sepanjang 2023 mencapai 126,5 juta dolar AS. Komoditas utamanya berupa cumi sotong gurita, tuna tongkol cakalang, rumput laut, udang dan produk perikanan lainnya.