Bendungan Cipanas Bakal Suplai Irigasi dan Pasok Air Baku di Kawasan Rebana

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni Bendungan Cipanas di Sumedang, Jawa Barat, mampu menyuplai air untuk irigasi 9.273 hektare (ha) lahan pertanian sekaligus memasok air baku untuk kawasan ekonomi Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana).

"Pembangunan bendungan akan memberikan kontribusi pada ketahanan air, pangan, energi dan memberi ruang pertumbuhan ekonomi," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 11 Januari.

Basuki menyebut, selain sebagai sumber air irigasi untuk meningkatkan intensitas tanam, memasok kebutuhan air baku serta pengendalian banjir dan energi (PLTA), bendungan juga dapat menjadi ikon atau landmark kawasan.

"Sehingga, mampu membangkitkan destinasi wisata baru dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal," kata dia.

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menyebut, pembangunan Bendungan Cipanas sudah dimulai sejak November 2016 silam hingga selesai pada Desember 2023.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 251 juta meter kubik atau sekitar 10 kali lebih besar dari Bendungan Kuningan.

"Saat ini, keterisian bendungan telah mencapai 10 persen dan terus bertambah volume tampungannya dalam musim hujan. Statusnya siap diresmikan," ucapnya.

Endra mengatakan, Bendungan Cipanas memiliki manfaat suplai irigasi seluas 9.273 hektare untuk area pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu, khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas, Cikawung dan Cibunut.

Bendungan ini juga mampu memenuhi kebutuhan air baku sebesar 850 liter per detik di kawasan segitiga Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana) yang berada di Kabupaten Indramayu dan Sumedang.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro mengatakan, dukungan air irigasi dari Bendungan Cipanas diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam para petani di Kabupaten Sumedang dan Indramayu dari sebelumnya menggunakan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun menjadi dua atau tiga kali panen.

Sedangkan, untuk pemenuhan air baku, telah didesain untuk kawasan industri di Kabupaten Sumedang sebesar 650 liter per detik dan kebutuhan air minum masyarakat di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, sebesar 200 liter per detik.

Selain itu, Dwi Agus menambahkan bahwa bendungan ini juga memiliki fungsi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebesar 3 MW serta untuk pengendalian banjir, yang mana bisa mereduksi 84 persen debit banjir atau sekitar 243 meter kubik per detik atau setar dengan mereduksi 700 ha areal yang tergenang banjir.

"Diharapkan, bendungan ini betul-betul bisa mendukung pengembangan kawasan Rebana, baik dari suplai irigasinya maupun manfaat non irigasi lainnya. Sehingga, dapat memberikan dampak terhadap perkembangan ekonomi setempat, terutama untuk pengembangan kawasan industri di daerah Sumedang bagian utara," ungkapnya.

Adapun Bendungan Cipanas merupakan bendungan tipe urugan inti tegak yang dibangun setinggi 71 meter (m) dengan panjang 361 m dan luas genangan 1.316 ha.

Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi (KSO) untuk pembangunan tubuh bendungan dan PT Brantas Abipraya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur pendukung dengan biaya pembangunan secara keseluruhan mencapai Rp2,06 triliun.