Legenda Chelsea Sebut Mykhailo Mudryk Tak Bisa Menendang Bola
JAKARTA - Pemain sayap Chelsea Mykhailo Mudryk mendapat kritikan tajam gara-gara bermain buruk saat dikalahkan Middlesbrough 0-1 di pertandingan semifinal leg pertama Carabao Cup. Legenda Chelsea Craig Burley sampai menyebut Mudryk sebagai pemain yang tak bisa menendang bola.
Pemain berharga mahal, tetapi tak bisa menendang bola. Begitu kritikan legenda Chelsea terhadap Mudryk.
Ya, Mudryk dibeli Chelsea dari Shakhtar Donetsk dengan harga 88 juta poundsterling atau 100 juta euro pada Januari 2023. Transfer itu menjadikan dia sebagai pemain termahal dalam sejarah sepak bola Ukraina.
Tidak hanya berharga mahal, perekrutan Mudryk juga sempat bikin heboh. Pasalnya, dia nyaris bergabung Arsenal.
Namun, Chelsea akhirnya merebut pemain Timnas Ukraina ini. Menjadi rebutan dua klub London menunjukkan Mudryk punya kualitas mumpuni.
Hanya saja, harapan itu tak segera terpenuhi. Mudryk masih tak mampu memenuhi ekspetasi The Blues.
Begitu pula saat dirinya dimainkan di babak kedua saat Chelsea kalah melawan Boro dalam laga semifinal leg pertama Piala Liga Inggris atau Carabao Cup di Stadion Riverside, Rabu, 10 Januari 2024, dini hari WIB. Mudryk gagal mengangkat performa tim.
Beruntung Chelsea belum tersingkir karena masih ada laga semifinal leg kedua yang digelar di kandang sendiri. Paling tidak, mereka harus menang 2-0 untuk menyingkirkan Boro.
"Chelsea membayar 88 juta poundsterling untuk Mykhailo Mudryk. Arsenal juga memburu dia," kata Burley.
"Namun, dia tak bisa melepaskan bola silang. Bahkan, dia sebetulnya tak bisa menendang bola dan hanya bisa berlari. Dia barangkali bisa mengalahkan 99,9 persen orang di planet ini untuk lari 100 meter," ujarnya lagi
"Persoalannya ada bola warna putih yang tidak terlalu besar yang harus diarahkan ke satu titik tertentu. Itu (bola) harus dimasukkan ke gawang atau ditendang menyilang. Dia tak bisa melakukannya," ucap Burley lagi.
Sementara, eks Chelsea lainnya, Wayne Bridge, menilai pemain The Blues tidak memiliki mentalitas kuat sehingga menelan kekalahan dari Boro. Ini berbeda dengan tim yang ditangani Jose Mourinho.
"Mourinho membangun mentalitas. Dia ingin kualitas pemain terus meningkat hari lepas hari di setiap latihan. Tidak ada kata malas," ucap Bridge.
Baca juga:
- Elkan Baggott Tak Lihat Hasil Uji Coba Timnas Indonesia, Fokus Tatap Piala Asia 2023
- AHM Berikan Sentuhan Warna Terbaru untuk Vario 160
- Eksklusif, Dirut Pindad Medika Utama Hadi Filino Gunarto; Efektifkan Layanan dengan Adaptasi Digital
- Lakukan Reorganisasi Internal, Perusahaan Fintech Flip PHK Karyawan
"Bahkan pemain seperti Arjen Robben dan Joe Cole yang punya skiil hebat sekalipun tetap harus menjalani latihan keras," ujarnya.
"Etos kerja tim saat itu sangat bagus. Semua saling mendukung satu sama lain," ucap eks pemain Timnas Inggris ini.
Manajer Chelsea Mauricio Pochettino mengakui tim melakukan kesalahan. Mereka menciptakan banyak peluang, tetapi tidak ada gol yang tercipta.
Pochettino tak ingin kesalahan itu terulang pada laga semifinal leg kedua di Stamford Bridge pada 23 Januari 2024.