Pemerintah Akan Bentuk Task Force Percepat Pembangunan Tanggul Laut Raksasa

JAKARTA - Pemerintah akan membentuk task force atau kelompok kerja (pokja) untuk mempercepat pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan menteri di kabinet sepakat untuk membentuk gugus tugas percepatan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa.

Prabowo menyampaikan, pihaknya mendukung inisiatif dari Kemenko Perekonomian untuk memulai pembangunan Giant Sea Wall dan akan segera mengkaji dan mendorong pembangunan tersebut di pesisir pantai utara.

"Menko Perekonomian dan beberapa menteri lainnya sepakat kita akan membentuk task force atau kelompok kerja untuk mengkaji dan mempercepat persiapan-persiapan," katanya dalam konferensi pers di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu 10 Januari.

Prabowo menyebutkan pembangunan tanggul laut raksasa tersebut sangat penting bagi masyarakat Pantura yang terancam tenggelam.

“Berbagai lembaga Kementerian, BRIN, menggaris bawahi ancaman yang sangat besar yaitu penurunan permukaan tanah karena kondisi geologi dan juga karena arus yang kuat dari Utara,” jelasnya.

Prabowo mengatakan pembangunan Giant Sea Wall membutuhkan waktu 40 tahun yang akan datang sehingga dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah dan pimpinan politik untuk melanjutkan dan menuntuskan proyek tersebut.

Menurut Prabowo dalam pembangunan tanggul laut raksasa ini membutuhkan anggaran yang besar sekitar 50 miliar dolar AS hingga 60 miliar dolar AS. Sementara tahap awal memakan dana sekitar Rp164 triliun.

"Berhasilnya Giant Sea Wall ini mungkin terwujud 25 tahun, 30 bahkan 40 tahun yang akan datang. Tapi di situlah tanggung jawab kita untuk generasi yang di bawah kita," katanya.

Prabowo menyampaikan pembangunan tanggul laut raksasa tersebut akan berdampak pada perekonomian dalam jangka waktu yang panjang.

"Karena saya mengerti bahwa ini proyek tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat padahal rakyat kita hidup pada kualitas hidup yang sama sekali tidak manusiawi. Jadi saya tugaskan Universitas Pertahanan untuk melakukan pilot project, membuat pemukiman murah, di kawasan terendam air," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pembuatan Giant Sea Wall diperlukan sebagai antisipasi dari penurunan permukaan tanah yang terus menerus terjadi setiap tahun.

"Yang akan kita bahas nantinya keseluruhan, seluruh Pantura, mulai dari Jakarta, Pekalongan, sampai ke Semarang. Jadi ini pengkajian integrasi itu yang akan diselesaikan," ucapnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Anggota DPR RI, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Jonni Mahroza.

Selanjutnya, Peneliti BRIN Dwi Sarah, Witteveen Bos Indonesia Victor Coenen, Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Pj Gubernur Banten Al Muktabar.