Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengungkapkan pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa diperkirakan membutuhkan dana sebesar 60 miliar dolar AS atau setara Rp934,5 triliun dalam (kurs Rp15.575 per dolar AS).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan Tanggul Laut dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi adalah sebesar Rp164,1 triliun.

Dalam membangun Giant Sea Wall, Airlangga menyampaikan berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, terdapat 3 (tiga) tahapan pembangunan Tanggul Laut Pulau Jawa yang akan dikerjakan, yaitu:

- Fase A ialah pembangunan Tanggul Pantai dan Sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta. Untuk Fase A saat ini sedang dikerjakan oleh Pemerintah melalui Kementerian PUPR bersama-sama dengan Daerah dengan anggaran Rp16,1 triliun yang berasal dari Kementerian PUPR Rp10,3 triliun dan Pemprov DKI Jakarta Rp5,8 triliun.

- Fase B melalui pembangunan Tanggul Laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah Barat Pesisir Utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030 dengan asumsi penurunan tanah/land subsidence tidak dapat dihentikan dengan rincian pembangunan tanggul dan jalan tol sebesar Rp91 triliun dan pengembangan lahan sekitar tanggul sekitar Rp57 triliun. Sehingga total anggarannya sebesar Rp148 triliun.

- Fase ketiga atau yang terakhir, yakni Fase C dilakukan dengan Pembangunan Tanggul Laut pada sisi sebelah Timur Pesisir Utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040. Apabila laju penurunan tanah/land subsidence tetap terjadi setelah tahun 2040, maka konsep Tanggul Laut Terbuka akan dimodifikasi menjadi Tanggul Laut Tertutup. Untuk fase ini belum ada proyeksi kebutuhan anggaran.

"Kalau kita lihat, untuk fase pertama saja Rp164 triliun. Mungkin semuanya nanti saya pernah dengar, itu akan memakan 50 miliar dolar AS hingga 60 miliar dolar AS, mungkin lebih," kata Prabowo saat menghadiri acara strategi perlindungan kawasan Pulau Jawa melalui pembangunan tanggul pantai dan tanggul laut (Giant sea wall) di grand ballroom kempinski, Rabu 10 Januari.

Prabowo menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa menerima masih banyaknya masyarakat di kawasan Pantura Jawa yang terancam tenggelam akibat permukaan tanah terus tergerus setiap tahun.

"Karena itu, saya menugaskan Universitas Pertahanan yang berada di bawah tanggung jawab saya untuk melakukan pengkajian. Tentunya, kita kembali bahwa jawaban yang sesungguhnya adalah konsep Giant Sea Wall ini," ujarnya.

Prabowo mengatakan pembangunan Giant Sea Wall membutuhkan waktu 40 tahun yang akan datang sehingga dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah dan pimpinan politik untuk melanjutkan dan menuntuskan proyek tersebut.

"Mungkin, seandainya kita katakanlah mulai pembangunan besar-besaran, katakanlah 3-4 tahun yang akan datang, mungkin kita tidak akan lihat selesainya Giant Sea Wall ini. Berhasilnya Giant Sea Wall ini mungkin terwujud 25-30 tahun, bahkan 40 tahun yang akan datang," ungkapnya.

Prabowo menyampaikan pihaknya mendukung inisiatif dari Kemenko Perekonomian untuk memulai pembangunan Giant Sea Wall dan akan segera mengkaji dan mendorong pembangunan tersebut di pesisir pantai utara.

"Menko Perekonomian dan beberapa menteri lainnya sepakat kita akan membentuk task force atau kelompok kerja untuk mengkaji dan mempercepat persiapan-persiapan," katanya.

Prabowo menyebutkan pembangunan tanggul laut raksasa tersebut sangat penting bagi masyarakat Pantura yang terancam tenggelam.

“Berbagai lembaga Kementerian, BRIN, menggaris bawahi ancaman yang sangat besar yaitu penurunan permukaan tanah karena kondisi geologi dan juga karena arus yang kuat dari Utara,” jelasnya.