Menlu Retno Tegaskan Politik Luar Negeri Indonesia Tidak Transaksional
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan politik luar negeri Indonesia tidak transaksional. Setiap langkah yang diambil dalam politik luar negeri Indonesia selalu terhitung, terukur, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang nyata.
Dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 di gedung Merdeka, Bandung, Retno mengatakan selama sembilan tahun terakhir, Indonesia konsisten menjalankan politik luar negeri bebas aktif, yang berkiblat kepada kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai mandat konstitusi.
"Diplomasi Indonesia dijalankan secara well-measured, well-calculated, action-oriented, result-oriented. Namun, di saat yang sama terus menjunjung tinggi nilai dan prinsip yang tidak tergoyahkan," ucap Retno dilansir ANTARA, Senin, 8 Januari.
Retno memaparkan, politik luar negeri Indonesia yang dijalankan selama hampir 10 tahun terakhir terfokus pada beberapa bidang, seperti ekonomi, kesehatan, pelindungan WNI, dan kedaulatan yang menyangkut batas-batas wilayah Indonesia.
Indonesia, lanjut dia, juga aktif berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia.
Capaian diplomasi Indonesia pada bidang ekonomi, salah satunya peningkatan perdagangan dan investasi. Ia menyebut volume perdagangan Indonesia pada Januari s.d. November 2023 tercatat lebih dari 439 miliar dolar AS, naik hampir 24 persen dibandingkan 2014, dan mengalami surplus lebih dari 33 miliar dolar AS.
Sementara, nilai investasi yang masuk ke Indonesia pada Januari hingga September 2023 mencapai angka lebih dari 37 miliar dolar AS atau naik lebih dari 32 persen dibanding 2014, katanya.
Selain diplomasi ekonomi, lanjut dia, Indonesia juga aktif melakukan diplomasi pelindungan WNI di semua tingkatan, mulai dari bilateral, kawasan, hingga global.
"Sejak 2014 sampai 2023, 218.313 kasus WNI berhasil diselesaikan, 360 WNI berhasil diselamatkan dari hukuman mati," ucap Retno.
Selama hampir satu dekade ini, Indonesia juga berhasil menyepakati enam perjanjian batas wilayah dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Timor Leste, Filipina, dan Vietnam.
Baca juga:
Dalam kontribusinya menjaga perdamaian di kawasan dan dunia, Retno menyebut Indonesia konsisten memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dan akan melawan kekejaman dan penjajahan Israel, mendorong terciptanya perdamaian di Myanmar, dan mendorong kerja sama di Indo-Pasifik, yang saat ini menjadi sumber ketegangan antar kekuatan.
Menurutnya, Indonesia juga aktif mendorong kerja sama dengan negara-negara lain dalam mengatasi perubahan iklim, salah satunya melalui Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) dan Asia Zero Emission Community atau AZEC antara negara-negara ASEAN, Jepang dan Australia.
"Diplomasi Indonesia akan terus memperjuangkan kepentingan nasional memperkokoh fondasi Visi Indonesia Emas 2045 dan terus berkontribusi bagi dunia," kata Retno.