Perilaku Self-Sabotage atau Sabotase Diri, Ternyata Merusak Hubungan yang Sehat
YOGYAKARTA – Perilaku self-sabotage atau sabotase diri bisa menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini mencakup penundaan, bentuk tindakan melukai diri, perfeksionis, kebiasaan makan yang buruk, bahkan mabuk dan bermain judi. Orang tidak selalu sadar kalau mereka menyabotase diri sendiri. Perilaku tersebut, tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merusak hubungan yang sehat. Menurut psikolog klinis dan profesor psikiatri di University of Nevada Las Vegas, Courtney Warren, Ph.D., ABPP., berikut perilaku self-sabotage yang merusak hubungan dan perlu diubah.
1. Tidak tersedia secara emosional
Kalau seseorang menghindar dekat dengan pasangannya karena takut disakiti, maka mustahil membangun hubungan yang intim bersama pasangannya. Dengan tidak tersedia secara emosional, akan membuat pasangan baru Anda berjarak meskipun dekat. Ini juga membuat Anda dan pasangan tidak dapat benar-benar terhubung dan terikat.
2. Mengancam untuk pergi
Mengancam untuk pergi menciptakan kestabilan dan ketidakamanan. Secara umum, ancaman yang dilakukan saat konflik intens, bisa membuat pasangan merasa tidak amans ecara fisik. Jika dilakukan secara rutin tanpa strategi penyelesaian konflik, ancaman ini tidak akan membantu.
3. Komunikasi pasif-agresif
Ketika seseorang menunjukkan kekesalannya melalui bahasa tubuh atau kata-kata nonverbal tetapi menghindari untuk mendiskusikannya, disebut komunikasi pasif-agresif. Misalnya, Anda mengatakan baik-baik saja meskipun marah, sedih, atau kesal. Perilaku seperti ini dapat menyabotase hubungan dan membuat konflik sulit diselesaikan.
4. Meremehkan pasangan
Meremehkan pasangan adalah sebuah masalah yang menciptakan dinamika tidak seimbang. Baik itu bersikap superior, menghakimi, atau seringkali menimbulkan perdebatan dengan pasangan. Hal ini mengasumsikan pasangan bernilai lebih rendah, salah, tidak penting, dan tidak menghormati pasangan.
Baca juga:
5. Memutus kontak
Terkadang cara paling kejam yang merusak hubungan sehat adalah dengan memutus kontak atau tidak menanggapi upaya komunikasi pasangan. Perilaku sabotase diri ini, menghalangi atau menolak terlibat dengan pasangan membuat penyelesaian konflik dan pemahaman satu sama lain menjadi sangat sulit.
Jelas Warren dilansir Psychology Today, Jumat, 5 Januari, kita semua membawa beban dari hubungan dan pengalaman masa lalu ke dalam hubungan romantis baru. Seringkali kecenderungan mengancam pergi, berkomunikasi pasif-agresif, meremehkan pasangan, atau memutus kontak diam-diam ini membangun tembok emosional.
Jika Anda menyadari melakukan perilaku self-sabotage yang merusak hubungan sehat seperti yang dijelaskan di atas, saran Warren, berhentilah sejenak. Perhatikan pikiran, perasaan, dan cara bertindak sebelum melakukan apapun. Hindari bertindak impulsif dan cari tahu apa yang mendorong Anda melakukannya. Mungkin ada rasa takut, tidak aman, atau sulit mempercayai pasangan baru Anda?