Cak Imin Heran: Kita Enggak Perang, Kenapa Kebanyakan Utang Beli Alat Perang?
JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, mengaku heran dengan sikap pemerintah yang berutang ratusan triliun rupiah hanya untuk membeli alat perang.
Padahal, menurut Cak Imin, saat ini Indonesia tidak sedang menghadapi kondisi perang. Hal ini diungkapkan Cak Imin saat berkampanye di Kabupaten Bandung.
"Kita enggak perang, kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian," kata Cak Imin, Rabu, 3 Januari.
Ketua Umum PKB tersebut berpandangan, di Indonesia, kebutuhan pengadaan alutsista tidak lebih penting dari urusan pangan.
Dia mencontohkan, sejak dulu para petani di Indonesia kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau. Belum lagi keberadaan mafia pangan masih menguasai sektor tata niaga.
Masalah-masalah tersebut ini mengakibatkan pemerintah masih bergantung pada impor pangan dalam jumlah besar dan mengesampingkan kesejahteraan para petani.
"Masalahnya adalah pembiaran. Pembiaran tidak ada solusi, padahal negara ini kuat negara ini punya kemampuan negara ini punya uang. Punya uang," ungkap Cak Imin.
Semestinya, pemerintah sambung Cak Imin harus mengalokasikan anggaran lebih besar untuk kebutuhan pangan dibanding alat perang.
"Artinya apa? Kita tolak perang yang penting rakyat makan. Buat apa kita utang ratusan triliun tapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan? Nyatanya kita butuh pangan," tegasnya.
Baca juga:
- Mahfud Pastikan Tugasnya sebagai Menko Polhukam Tak Terganggu Selama Kampanye Pilpres
- Wakil Ketua TKN Soal Baliho Prabowo-Gibran di Ikon Welcome Batam: Surat Bawaslu Setempat Itu Area Kampanye
- Kaesang Yakinkan Warga Banten Gibran Pantas Dampingi Prabowo
- Debat Capres Bukan Ajang Unjuk Gigi, TKN Pastikan Prabowo Tak akan Serang Capres Lain
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengungkap belanja alutsista dari pinjaman luar negeri di Kementerian Pertahanan naik cukup signifikan. Jumlahnya mencapai 25 miliar dolar Amerika Serikat setara Rp385 triliun dengan kurs Rp15.400 per dolar Amerika Serikat.
“Terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari 20,75 miliar dolar Amerika Serikat ke 25 miliar dolar Amerika Serikat. Itu yang disepakati kemarin,” kata Sri Mulyani pada Rabu, 29 November lalu.
Adapun kementerian yang dipimpin Prabowo itu juga memiliki anggaran sangat besar. Pada 2023, Kemenhan menerima anggaran pertahanan dan keamanan senilai Rp316 triliun.