Menperin Ungkap Penyebab Daya Saing Industri RI Berkurang di 2023

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, ada dua kebijakan yang menyebabkan berkurangnya daya saing industri RI.

Padahal, pelaku industri nasional dinilai kian optimistis dalam menjalankan usahanya terlihat dari capaian positif Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada akhir 2023, yakni berada di posisi 52,2 atau naik 0,5 poin dibanding November yang menempati level 51,7.

Kebijakan pertama adalah penerapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Menperin Agus menyebut, masih banyak perusahaan industri yang belum menerima manfaat harga gas 6 dolar AS per MMBTU.

"Pada 2023, hanya 76,95 persen di Jawa Bagian Barat atau hanya sekitar 939,4 BBTUD dibayar dengan harga 6,5 dolar AS per MMBTU, sisanya harus dibayar dengan harga normal sebesar 9,12 dolar AS per MMBTU," kata Agus dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Rabu, 3 Januari.

Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya masih banyak sektor industri yang memperoleh volume gas lebih rendah atau tidak sesuai dengan jumlah yang sudah menjadi kontrak antara industri dan pihak penyedia.

"Kebijakan HGBT memang dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang kami inginkan, jauh dari ideal di mata kami. Oleh karenanya, carut marut terkait HGBT ini tentu mengurangi daya saing industri kami," ujar Agus.

Kebijakan kedua yang membuat berkurangnya daya saing industri RI adalah belum maksimalnya pengendalian impor. Agus menilai, PMI Indonesia bisa jauh lebih tinggi apabila pelaksanaan HGBT berjalan baik, dan pengendalian impor berjalan baik.

"Sebab, ada opportunity lost yang dihadapi sektor manufaktur kami akibat kedua hal tersebut," ucapnya.

Selain itu, kata Agus, perlu didukung kebijakan untuk menjaga ketersediaan bahan baku. "Sehingga, sektor industri manufaktur kami tetap berproduksi dengan baik dalam memenuhi pasar domestik dan ekspor," tuturnya.

Adapun catatan positif PMI Manufaktur Indonesia pada akhir tahun lalu sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di Desember 2023 yang telah dilansir sebelumnya oleh Kemenperin, yakni mencapai 51,32 poin atau konsisten selama lebih dari 13 bulan sejak diluncurkan IKI, sehingga masih berada dalam fase ekspansi.

Kemenperin pun membidik target pertumbuhan industri pengolahan manufaktur sebesar 5,80 persen pada 2024. Angka ini lebih tinggi dari target 4,81 persen di 2023.