Dunia Marah atas Arogansi Facebook Enggan Berbagi Uang dengan Media Massa
JAKARTA - Ketegangan antara pemerintah Australia dan raksasa teknologi, Facebook memasuki babak baru. Ketegangan ini bermula dari penerbitan undang-undang (UU) yang akan membuat Facebook membayar konten berita kepada media massa. Facebook merespons dengan melarang konten berita Australia, membawa ketegangan ke level yang makin tinggi.
Sebuah surat kabar, Rupert Murdoch menggambarkan situasi itu sebagai "peperangan." Sudut pandang lain melihat apa yang dilakukan Australia sebagai penghinaan atas prinsip dasar internet: netralitas.
Kanal podcast Tech Tent, pekan ini bertanya pada Mark Zuckerberg apakah ia berlebihan. Pertanyaan pada Mark juga menyasar kemungkinan negara lain mengikuti apa yang dilakukan Australia.
Mark menjawab percaya diri, bahwa langkah beraninya memadamkan pemberitaan dari sebuah negara akan memberi dampak global: politikus negara-negara dunia akan berpikir tentang bagaimana memperlakukan Facebook. Dan Mark nampaknya benar.
Facebook, bagaimanapun memegang peranan penting dalam penyebaran informasi. Dan pemblokiran, nyatanya tidak hanya menyentuh media-media massa tapi juga situs-situs pemerintahan, termasuk otoritas kesehatan. Kini informasi terkini tentang COVID-19, yang tadinya banyak didapatkan di Facebook, jadi tiada.
Memancing kemarahan
Facebook kini menghadapi gelombang kemarahan global. Tidak hanya dari organisasi media dan politik di Australia. Di Amerika Serikat (AS), anggota Kongres dari Partai Demokrat David Cicilline mengatakan Facebook tak kompatibel untuk demokrasi.
Dan ancaman Facebook untuk membuat seluruh negara bertekuk lutut disebut David sebagai bentuk arogansi terhadap kekuatan dan monopoli Facebook. Di Inggris, Julian Knight MP, yang mengetuai komite pemilihan media Commons menyebut perilaku Facebook amat mengganggu.
"Ini tindakan yang kasar," katanya kepada BBC, dikutip Jumat, 19 Februari.
"Saya tidak berpikir mereka menjadi warga negara yang baik, tidak hanya di Australia, tetapi di tempat lain (juga) ... Menarik steker dalam semalam mewakili jenis budaya perusahaan yang terburuk."