Presiden Abbas: Otoritas Palestina Siap Pikul Tanggung Jawab di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Sebagai Satu Negara Palestina
JAKARTA - Otoritas Palestina (PA) siap memikul tanggung jawab di Jalur Gaza, menginginkan penghentian total peperangan di wilayah itu dan dilanjutkannya pengiriman bantuan kemanusiaan, kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
"Otoritas Palestina siap memikul tanggung jawabnya di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem sebagai satu negara Palestina," ujar Presiden Abbas kepada saluran televisi Mesir, dilansir dari The National News 27 Desember.
"Kami menginginkan penghentian pertempuran secara menyeluruh, pembukaan perbatasan untuk bantuan kemanusiaan dan pencegahan perpindahan paksa warga Palestina ke luar tanah air mereka," seru Presiden Abbas.
Presiden Abbas yang juga pemimpin Faksi Fatah menegaskan, negara Palestina harus didirikan setelah perang dan harus terdiri dari Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur.
Diketahui, Fatah adalah faksi dominan di Otoritas Palestina, yang memerintah sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel. Sementara saingannya, Hamas, memerintah Gaza sejak mereka merebut kekuasaan di sana pada tahun 2007.
Pernyataan terbaru Presiden Abbas muncul ketika Mesir mendorong proposal perdamaian kepada semua pihak yang membahas skenario "sehari setelah" perang di Gaza berakhir.
Sumber-sumber Mesir mengatakan kepada Reuters, Hamas dan Jihad Islam, yang telah mengadakan pembicaraan terpisah dengan mediator Mesir di Kairo, sejauh ini menolak menawarkan konsesi apa pun, selain kemungkinan pembebasan lebih banyak sandera yang ditangkap pada 7 Oktober.
Visi yang diusulkan Mesir yang juga didukung oleh mediator Qatar, akan melibatkan gencatan senjata dengan imbalan pembebasan lebih banyak sandera, mengarah pada kesepakatan yang lebih luas, melibatkan gencatan senjata permanen dan perombakan kepemimpinan di Gaza yang saat ini dipimpin Hamas.
Mesir mengusulkan Pemilu sambil memberikan jaminan kepada Hamas, anggotanya tidak akan dikejar atau dituntut.
Baca juga:
- Rudal Jelajah Pasukannya Hantam Kapal Pendarat Rusia di Krimea, Presiden Zelensky: Tidak Ada Tempat Aman Bagi Penjajah di Ukraina
- Ukraina Serang Kapal Pendarat Rusia dengan Rudal Jelajah: Moskow Akui Kerusakan, Diketahui Presiden Putin
- Menhan Sebut Israel Hadapi Serangan dari Tujuh Wilayah, Panglima IDF: Kami Siap Mengambil Tindakan yang Diperlukan
- Kepala Staf IDF Pastikan Israel Memperluas Operasi Militer di Gaza dan Siap untuk Perang Berbulan-bulan
Menyikapi peran Otoritas Palestina di Gaza, Presiden Abbas mengatakan pihaknya berulang kali menegaskan, Fatah tidak pernah meninggalkan Gaza.
"Kami tidak perlu kembali ke Gaza, kami sudah berada di sana,” katanya di saluran televisi ON Mesir.
"Namun, kami tetap di sini (Tepi Barat) dan kami juga berada di Gaza meskipun ada kudeta yang dilakukan Hamas pada tahun 2007. Kami tidak mengubah posisi kami terhadap Gaza," lanjutnya.
“Lembaga kami, kader kami, generasi muda kami masih berada di Gaza dan tahukah Anda, kami terus membayar Gaza – masyarakatnya, sekolahnya, institusinya, airnya, listriknya –140 juta dolar AS setiap bulannya. Kami masih punya kader dan infrastruktur hadir untuk mengambil alih kekuasaan di Gaza," tandas Presiden Abbas.