Perum Bulog Dapat Penugasan Impor 2 Juta Ton Beras di Tahun Depan

JAKARTA - Perum Bulog kembali mendapatkan penugasan impor dari pemerintah yakni 2 juta ton beras di 2024. Beras impor ini akan menjadi stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan impor ini dilakukan untuk mengisi kembali stok cadangan beras pemerintah yang terpakai.

Seperti diketahui, stok CBP saat ini nantinya akan didistribusikan melalui kegiatan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dan juga bantuan pangan beras.

“Yang pertama kali kita harus mengisi kekurangan yang terjadi, mengembalikan ke posisi semula, dan untuk cover bantuan pangan dan SPHP 2024. Jadi kurang lebih 2 juta ton,” kata Bayu di kantor Bulog Corporate University, Jakarta, Kamis, 21 Desember.

Negara Impor Berasal dari Thailand hingga China

Bayu mengatakan untuk penugasan impor 2 juta ton beras di 2024, Bulog mencari sumber pasokan beras dari berbagai negara. Mulai dari Thailand, India, China, dan sebagainya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan alasan membuka peluang impor dari berbagai negara karena ketidakpastian akan pasokan beras masih tinggi. Sehingga, Bulog membuka peluang dari sumber manapun.

“Kita sekarang mencari dari semua, dan kita cari mana yang paling sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia,” ujar Bayu.

Budi bilang Bulog membuka peluang impor dengan dua skema, yakni business to business (b to b) atau government to government (g to g). Kata dia, Bulog juga mempertimbangkan impor dengan skema b to b dan g to g dengan Thailand.

“Enaknya Bulog kalau mau disebut, karena kita BUMN, maka pada saat g to g kita bisa, dan b to b kita bisa,” tutur Bayu.

Selain itu, sambung Budi, saat ini kebijakan ekspor beras di India juga diubah. Dimana India mengharuskan skema g to g. Menurut Bayu, Bulog sudah ditunjuk sebagai representatif pemerintah untuk membahas skema tersebut.

“Ada lembaga baru yang mereka bentuk di India dan itu akan menjadi satu-satunya pintu masuk. Bulog sudah resmi ditunjuk pemerintah Indonesia menjadi representatif Indonesia. Sehingga Bulog sudah langsung negosiasi dengan lembaga itu,” tutur Bayu.