Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan mandat kepada Perum Bulog untuk nemambah impor sebanyak 1,5 juta ton beras di akhir 2023. Saat ini, Bulog sudah mengantongi kontrak 1 juta ton beras dari importir di sejumlah negara.

Manager Humas Kelembagaan Bulog, Tomi Wijaya mengatakan dari penugasan impor 1,5 juta ton di akhir tahun ini, sebanyak 500.000 ton sudah tiba di Indonesia. Lalu, 500.000 ton beras masih di perjalanan menuju Tanah Air.

Lebih lanjut, Tomi mengatakan untuk menyelesaikan 500.000 penugasan impor beras yang belum terkontrak, saat ini pihaknya sedang menjajaki sejumlah potensial importir di India dan juga negara lain.

“Pak Dirut sedang jajaki karena India buka (ekspor) lagi, menjajaki di sana karena ada potensi. Pakistan juga ada (potensi),” kata Tomi dalam media briefing di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta, Jumat, 15 Desember.

Thailand Jadi Negara Penyuplai Beras Impor Terbesar

Tomi mengatakan dari total 1 juta ton yang sudah terkontrak, paling besar disuplai oleh Thailand. Bahkan, jumlanya mencapai 50 persen dari pengadaan tersebut.

“Vietnam dan Pakistan masing-masing 20 persen. Sisanya dari Kamboja dan Myanmar,” ucap Tomi.

Bulog mengupayakan 500.000 ton beras impor yang belum terkontrak itu bisa dikontrak di akhir tahun ini. Dengan begitu, beras impor itu bisa tiba di Indonesia pada Januari-Februari 2024.

Adapun beras impor ini akan digunakan untuk penyaluran bantuan beras periode Januari-Maret 2024 kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Sebelumnya, Perum Bulog memastikan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog jumlahnya aman untuk kebutuhan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Adapun stok yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,4 juta ton.