Naik 8 Persen, Jokowi Tambah Penerima Bantuan Beras Jadi 22 Juta Keluarga di 2024
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menambah jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (bansos) beras dari 21,4 juta KPM, menjadi 22 juta KPM di 2024. Artinya ada penambahan 8 persen dari tahun ini.
Manager Humas Kelembagaan Bulog Tomi Wijaya menjelaskan, penambahan penerima bantuan tersebut karena adanya pembaharuan data yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
“Jumlah KPM ada 21,4 KPM. Ini terus dilakukan update Menko PMK, akan tambah 8 persen di 2024, jadi 22 juta KPM,” tutur Tomi dalam media briefing di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta, Jumat, 15 Desember.
Tomi menjelaskan, penambahan jumlah KPM tersebut menjadi dasar penyaluran bansos beras pada 2024 yang akan dijalankan Bulog mulai Januari hingga Maret.
Sekadar informasi, sama seperti tahun ini, masing-masing KPM akan mendapatkan bantuan dalam bentuk 10 kilogram (kg) beras dari Bulog.
“Jadi alokasi bulan Januari sampai Maret akan menggunakan data terbaru 22 juta KPM. Melalui dua instrumen (dengan operasi pasar) ini, pemerintah mengintervensi pasar sehingga harga beras bisa tergolong bagus di tengah fenomena global,” katanya.
Selain itu, sambung Tomi, Jokowi juga meminta penyaluran bansos beras ini diperpanjamg. Artinya dilakukan sampai Juni 2024. Namun, pemerintah akan memastikan kecukupan APBN untuk penyaluran tersebut.
“Beliau akan cek lagi APBN yang ada dengan rencana akan tambah program ini sampai Juni 2024. Kalau APBN cukup ini bisa terealisasi kurang lebih sampai 6 bulan ke depan, masyarakat akan dapat 10 kg per KPM,” ujarnya.
Baca juga:
Seperti diketahui, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk menyiapkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 3,8 juta ton untuk tahun 2024.
Cadangan ini untuk juga untuk memenuhi program bansos beras yang masih akan berlanjut.
Tomi mengatakan untuk pemenuhannya, Bulog akan mengutamakan penyerapan beras dari dalam negeri. Apalagi, panen raya diprediksi akan terjadi pada akhir Maret sampai April 2024.
“Karena Maret sudah masuk panen raya, Bulog mengutamakan menyerap produksi dalam negeri,” jelasnya.