Tekan Risiko Korupsi, KESDM Luncurkan Portal Data industri Ekstraktif

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Portal Data Industri Ekstraktif yang menjadi potret keterbukaan data dan informasi khususnya dari industri minyak dan gas bumi (migas) dan mineral dan batubara (minerba). Portal ini merupakan hasil kerja sama dengan World Bank pada Extractives Global Programmatic Support (EGPS)

"Industri ekstraktif, khususnya migas dan pertambangan minerba telah memberikan kontribusi yang sangat signifikan pada penerimaan negara. Pada tahun 2022, berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam (PNBP SDA) berkontribusi sekitar 10 persen terhadap total penerimaan negara, dimana lebih dari 95 persen berasal dari sektor migas dan minerba," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam sambutannya di acara "Grand Launching Portal Data Industri Ekstraktif" di Jakarta, Kamis 14 Desember.

Dadan berharap Portal Data Industri Ekstraktif ini berisi data dan informasi strategis migas dan minerba dari sisi hulu mulai dari regulasi, perizinan, eksplorasi, produksi, penjualan, penerimaan negara, hingga data dana bagi hasil ke daerah ini dapat menjadi referensi penyusunan sebuah kebijakan.

"Portal ini dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk meningkatkan diskusi publik dan pengawasan terkait industri ekstraktif, dan juga bagi pemerintah sebagai sumber referensi dalam menyusun kebijakan (datadriven policy) khususnya dalam merencanakan program transisi energi berkeadilan," pungkas Dadan.

Mewakili Menteri Keuangan, Staf Ahli Menteri Organisasi Birokrasi dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan Muhammad Agus Rafiudin mengatakan, Kementerian Keuangan mengapresiasi langkah kongkrit yang telah dilakukan dalam mewujudkan Portal Data EkstraktiI.

"Portal ini diharapkan dapat menjadi penghubung antara raw data yang dimiliki oleh berbagai Kementerian, sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum dalam format open data yang mudah digunakan, serta memungkinkan analisis yang lebih mendalam untuk mendukung peningkatan tata kelola sektor pertambangan migas, mineral dan batubara," ujar Agus Rafiudin.

Dengan menyediakan akses terbuka terhadap data mentah menurut Agus portal ini akan menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan akuntabilitas dan mengurangi potensi praktek praktik korupsi di sektor industri ekstraktif.

"Dengan transparansi yang ditlngkatkan, pihak-pihak terkait, baik dari pemerintah, industri, maupun masyarakat sipil akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai operasional sektor pertambangan minyak dan gas serta mineral dan batubara. Selain itu, portal ini juga diharapkan mendorong upaya pencegahan korupsi dengan memastikan bahwa setiap aspek dari ekstraksi sumber daya alam diawasi secara ketat dan dilaksanakan dengan integritas yang tinggi," jelas Agus.

Sementara itu, Ketua Sekretariat Nasional EITI Indonesia Chrisnawan Anditya menyampaikan kegiatan Grand Launching Portal Data Industri Ekstraktif ini mepupakan puncak dari rangkaian kegiatan launching portal yang telah dimulai sejak bulan Oktober 2023.

"Rangkaian kegiatan launching dimulai dari kegiatan Extractive Transparency Day di tanggal 16 Oktober 2023 yaitu kegiatan dialog tematik yang mengangkat isu industri ekstraktif menuju transisi energi yang berkeadilan dimana dalam diskusi tersebut dibahas mengenai bagaimana melibatkan stakeholder dalam pengelolaan industri ekstrakif yang dapat mendukung transisi energi," tutur Chrisnawan.

Chrisnawan juga berharap dengan adanya Portal Data Industri Ekstraktif ini, semangat transparansi dan akuntabilitas semakin meningkat kualitasnya serta dapat bermanfaat bagi perbaikan tata kelola industri ekstraktif di Indonesia.