Budiman ke Hasto: Prabowo Penerus Jokowi, Bukan Peniru

JAKARTA - Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menilai Prabowo Subianto gagal meniru Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam debat capres perdana di KPU.

Budiman menegaskan, Prabowo adalah penerus Jokowi bukan penirunya.

“Pak Prabowo penerus Pak Jokowi, bukan penirunya ya,” ujar Budiman di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Desember, malam.

Anggota dewan pengarah TKN itu menyatakan, Prabowo bukan seorang peniru. Justru, kata dia, ada capres lain yang malah berusaha untuk meniru Jokowi.

“Ada yang meniru Pak Jokowi, padahal seharusnya jadi penerusnya. Pak Prabowo lebih memilih jadi penerus bukan peniru,” kata mantan aktivis 98 itu.

Selama mengenal sosok Prabowo, Budiman menilai, mantan Danjen Kopassus itu tetap apa adanya. Budiman memastikan, Prabowo tidak pernah melakukan sesuatu dengan dibuat-buat.

“Kalau kita lihat Pak Prabowo dari dahulu, dia paling tidak dibuat-buat. Apa adanya, orang yang paling apa adanya,” ungkapnya,

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai capres nomor urut 2, Prabowo Subianto gagal meniru Presiden Jokowi dalam debat perdana capres yang digelar KPU, Selasa, 12 Desember, malam.

“Pak Prabowo bukan Jokowi,” kata Hasto setelah rapat evaluasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo –Mahfud MD di Gedung High End, Jakarta, Rabu, 13 Desember.

Hasto menilai, Prabowo dikesankan atau didesain ingin menampilkan seperti sosok Presiden Jokowi. Namun, kata dia, Prabowo hanya meniru gaya bicaranya saja sedangkan karakter dan program-programnya berbeda.

Misalnya, saat rakyat kesulitan menghadapi kenaikan harga bahan-bahan pokok, Hasto mengatakan, Jokowi langsung turun ke lapangan. Sedangkan Prabowo, malah memprioritaskan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) uang berakibat adanya utang luar negeri.

Justru, menurut Hasto, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang lebih mirip Jokowi. Apalagi keduanya sama sama dari PDIP.

“Negara seperti mau perang. Niatnya meniru, hasilnya berbeda. Kayaknya Pak Ganjar yang seperti Pak Jokowi,” kata Hasto.