Perluas Penjualan Global, Renault akan Mengubah Pabriknya di Turki Menjadi Pusat Ekspor Internasional

JAKARTA - Demi memperluas penjualan kendaraannya, Renault Group menginvestasikan 400 juta euro (kisaran Rp6,7 triliunan) untuk mengubah pabriknya di Kota Bursa, Turki, menjadi pusat ekspor internasional dengan menambah empat model terbaru untuk 2027.

Dilansir dari Automotive News, Senin, 11 Desember, perencanaan tersebut dimulai dengan produksi SUV berdimensi kecil, Dacia Duster, yang akan dijual untuk pasar luar Eropa. Dacia merupakan merek yang saat ini dimiliki oleh Renault.

Kemunculan SUV tersebut akan diikuti oleh dua model lainnya pada 2026 mendatang dengan mengusung platform modular terbaru yang dikembangkan oleh perusahaan induk. Sayangnya, perusahaan asal Prancis ini masih bungkam mengenai model keempat.

Perencanaan ini merupakan bagian strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut dengan menginvestasikan 3 miliar euro (setara Rp50,5 triliunan) untuk meningkatkan bisnisnya untuk luar Eropa.

Turki adalah salah satu dari lima pusat dalam rencana tersebut, bersama dengan Brasil, Maroko, India, dan Korea Selatan. Diharapkan rencana ini dapat menggandakan pendapatan per kendaraan yang dijual luar benua biru.

Untuk pabrik Bursa sendiri telah membuat mobil seperti Clio dan Megane. Pada tahun lalu, perakitan tersebut juga telah merakit sekitar 206.000 unit Clio dan 41.000 unit merupakan Megane.

Dengan hadirnya model-model baru, mobil yang dibuat di Bursa akan diekspor ke 80 negara, termasuk negara-negara bekas republik Soviet di Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Selain model baru, Renault juga akan membangun komponen powertrain hybrid yang akan diekspor ke Eropa.

Renault tidak memberikan target penjualan spesifik, namun mereka akan melakukan penambahan model mobil ke Bursa demi mengisi kapasitas pabrik yang tidak terpakai. Kapasitas maksimum pabrik Bursa sendiri adalah 390.000 unit kendaraan per tahun.