GSMA Ungkap Empat Praktik Terbaik dalam Mempersiapkan Masa Depan AI di Indonesia

JAKARTA - Beberapa waktu terakhir hingga saat ini pun, beberapa negara di seluruh dunia sedang fokus dalam membuat regulasi tentang pengembangan dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). 

Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh GSMA dalam Indonesia Digital Nations Summit di Jakarta beberapa waktu lalu, ada beberapa praktik terbaik untuk mempersiapkan masa depan yang mendukung Al. 

Pertama, laporan itu menyebutkan bahwa, untuk menghasilkan etika AI yang baik, maka kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pelaku industri, akademisi, dan inovator merupakan suatu keharusan bagi pemerintah Indonesia. 

Selain itu, pemerintah juga dianjurkan untuk menjalin kerja sama sama dengan mitra internasional, untuk menghasilkan serangkaian pedoman tentang penggunaan Al yang bertanggung jawab di kawasan tersebut. 

“Ada peluang bagi Indonesia dan negara-negara lain, khususnya di Asia Pasifik, untuk mendapatkan manfaat dari mekanisme kolaboratif untuk merancang kerangka kerja AI yang umum dan saling menguntungkan yang dapat diterapkan di seluruh wilayah,” tulis laporan tersebut. 

Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa pedoman khusus Al ini konsisten dengan undang-undang yang ada untuk menghindari duplikasi atau persyaratan yang bertentangan, terutama mengenai masalah yang berkaitan dengan privasi, keamanan, dan bias data.

“Untuk mengimbangi inovasi, pedoman Al harus dapat dioperasikan secara global, tahan lama, dan fleksibel. Hal ini berarti menyediakan kerangka kerja untuk evolusi sistem Al yang berkelanjutan tanpa dibatasi pada teknologi atau jangka waktu tertentu,” tambahnya. 

Di sisi lain, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika juga tengah menggodok Surat Edaran Menteri Kominfo tentang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial, yang rencananya akan dirilis pertengahan Desember ini. 

Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Buatan (KORIKA), Glair.ai, Datasaur.ai, dan AI Singapore juga telah menjalin bekerja sama dalam membangun Large Language Model (LLM) Bahasa Indonesia.