Kunjungi Freeport, Puan Dorong PTFI Tingkatkan Manfaat Bagi Masyarakat Papua
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Freeport, Papua. Ia mendorong Freeport Indonesia untuk melanjutkan manfaat bagi masyarakat Papua.
Puan tiba di Freeport, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, Sabtu 9 Desember bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif. Kedatangan Puan disambut oleh Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra, dan Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
Puan mengatakan, PTFI telah menjadi salah satu pilar ekonomi Papua melalui kegiatan pertambangan dan investasi. Ia mendukung usaha PTFI untuk lebih aktif terlibat dalam pembangunan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.
"PTFI perlu meningkatkan peran strategisnya di Papua guna memaksimalkan manfaat bagi masyarakat setempat. Hal ini menjadi sorotan utama dalam upaya memperkuat dampak positif keberadaan PTFI di wilayah tersebut," kata Puan saat meninjau Freeport, Minggu 10 Desember.
Kata Puan, peningkatan peran PTFI di Papua bukan hanya sekadar tentang meningkatkan produksi tambang. Puan menyebut, peningkatan peran PTFI bagi Papua salah satunya dengan terus menjadi mitra pembangunan yang berkelanjutan.
“Dengan langkah ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Papua,” tuturnya.
"Upaya untuk mendukung pendidikan dan pelatihan keterampilan lokal juga dianggap penting guna memberikan kesempatan ekonomi yang lebih luas," sambung Puan.
Pada kedatangannya di Freeport, Puan beserta rombongan sempat meninjau area Tambang Grasberg di ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut yang pada saat berproduksi masih menggunakan metode penambangan terbuka sehingga memungkinkan penggunaan alat berat berukuran besar seperti shovel dan truk besar (Haul Truck) untuk menambang material.
Sebelum tiba di Tambang Terbuka Grasberg, para pengunjung melewati HEAT (Heavy Equipment Access Trail) yang merupakan salah satu akses jalan tersulit di dunia. Akses ini dibuat hanya dalam 22 bulan saja (Oktober 1990-Juli 1992) oleh tim yang dipimpin oleh anak bangsa bernama Ilyas Hamid.
Puan menjelaskan, optimalisasi peran PTFI tidak hanya akan memberikan keuntungan ekonomi bagi perusahaan, tetapi juga dapat menjadi katalisator untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat Papua.
"Diharapkan adanya kesinambungan dalam upaya bersama antara pihak terkait guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Papua," jelas mantan Menko PMK tersebut.
Baca juga:
- Pantauan Netray: Polemik Keriuhan Warganet soal Isu Rasial dan Kehadiran Ganjar Pranowo di Final MasterChef Indonesiaa
- Sederet Tantangan dalam Penyebaran Nyamuk Wolbachia
- Peringati Hari AIDS Sedunia: Peran Besar Masyarakat Diperlukan untuk Turunkan Jumlah Penderita
- Soal Pengembalian Xyloband Konser Coldplay Hanya 77 Persen, Kekaguman pada Idola Jangan Terabas Rambu Etika
Puan juga meninjau Kantor Operasi Tambang Bawah Tanah untuk melihat ruang kendali jarak jauh. Bagi setiap orang yang ingin masuk lebih dalam ke area pertambangan, terlebih dahulu diwajibkan mengenakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD).
Area Tambang Bawah Tanah PTFI sendiri merupakan era kemajuan dari perusahaan yang di dalamnya terdapat tambang bawah tanah yang aktif beroperasi seperti Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.
Di sela-sela peninjauan, Puan meminta PTFI memastikan komitmennya dalam perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang berlaku sampai 2041.
Bukan hanya itu, cucu Bung Karno ini juga mendorong PTFI untuk menuntaskan pembangunan industri pemurnian atau smelter tembaga di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur yang saat ini telah mencapai 76 persen. Puan mengatakan, kepastian soal kontrak sangat penting.
"Progres kepastian perpanjangan Izin Usaha sebagaimana yang sesuai oleh komitmen PTFI, hal ini bernilai sangat penting karena bisa memberikan kepastian hukum dalam berbisnis. Dalam dunia usaha sangat, penting adanya kepastian hukum," ungkapnya.
"Penyelesaian smelter di Gresik juga menjadi langkah sangat positif untuk mewujudkan program hilirisasi industri serta meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang akan terbantu akibat pembangunannya," tambah Puan.