Mesir Dukung Pembangunan Program Pangkalan Bulan Milik China
JAKARTA – Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) kembali mendapatkan dukungan. Kali ini, program yang diinisiasi oleh China dan dikembangkan bersama Rusia itu didukung oleh Mesir.
Pada Rabu, 6 Desember, Kepala Pejabat Operasional Badan Antariksa Mesir (EGSA) Sherif Sedky meneken perjanjian kerja sama dengan Administrator Badan Antariksa Nasional China (CNSA) Zhang Kejian.
Selain kerja sama antarbadan, masing-masing negara mengisi Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjalin kesepakatan antarpemerintah. MoU ini digunakan untuk memaksimalkan pencapaian luar angkasa secara damai.
Dari kerja sama ini, Mesir akan mendapatkan keuntungan dari ILRS seperti eksplorasi bulan dan luar angkasa, pengembangan dan peluncuran pesawat, insfastruktur luar angkasa, penerimaan data satelit, observasi astronomi, dan masih banyak lagi.
Baca juga:
- Studi Baru: Orang yang Narcissis Lebih Rentan Kecanduan Ponsel dan Stres
- Setelah Foto dan Video, WhatsApp Memperkenalkan Fitur Pesan Suara View Once
- Apple Rencanakan Perubahan Signifikan untuk iPad Tahun Depan demi Atasi Penurunan Penjualan
- Perundingan RUU AI Uni Eropa Memasuki Hari Kedua, Belum Ada Kesepakatan pada Beberapa Isu Kunci
Bergabungnya Mesir ke program ILRS disambut baik oleh CNSA. Mesir merupakan negara Arab pertama yang mendukung ILRS sehingga CNSA yakin bahwa mereka bisa mendapatkan lebih banyak dukungan di masa mendatang.
ILRS merupakan misi pembangunan pangkalan permanen di Bulan. ILRS akan mulai dibangun pada tahun 2030-an, menyaingi program Artemis milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Sejauh ini, ILRS sudah didukung oleh 13 pihak yang terdiri dari pemerintah, badan antariksa, hingga akademisi di berbagai negara. Dari total keseluruhan ini, hanya tujuh pemerintahan negara yang mendukung langsung program ILRS.
Ket. foto: