Pj Gubernur Aceh Koordinasikan Penanganan Pengungsi Rohingya dengan UNHCR
BANDA ACEH - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki menyatakan sudah berkoordinasi dengan lembaga dunia yang mengurusi pengungsi lintas negara, UNHCR, terkait penanganan imigran Rohingya yang mendarat di Pulau Weh, Kota Sabang.
"Kami sudah bicara dan berkoordinasi dengan pihak UNHCR menyangkut penanganan imigran Rohingya yang tiba di Sabang beberapa hari lalu. Kami juga sampai supaya mereka menyiapkan lokasinya," kata Achmad Marzuki di Banda Aceh dilansir ANTARA, Selasa, 5 Desember.
Sebelumnya, sebanyak 139 imigran Rohingya mendarat di pesisir Pantai Ie Meulee, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Provinsi Aceh, pada Sabtu (2/12) sekira pukul 02.30 WIB.
Pendaratan imigran Rohingya tersebut untuk yang kedua. Pendaratan sebelumnya di Kota Sabang sebanyak 219 imigran pada Selasa(21/11) pukul 23.00. Selanjutnya, 219 imigran tersebut dipindahkan ke tempat penampungan di Kota Lhokseumawe.
Achmad Marzuki mengatakan penanganan imigran Rohingya tersebut dilakukan sesuai kemampuan daerah. Pemerintah Aceh menyurati kementerian terkait bagaimana solusi penanganan selanjutnya imigran Rohingya tersebut.
"Kami juga terus membangun komunikasi dengan UNHCR dan IOM agar keduanya berperan dalam penanganan imigran tersebut. Kemenko Polhukam dan Kemenkumham juga menyurati kami untuk dicarikan solusi bagaimana penanganan terhadap imigran Rohingya yang ditampung di beberapa tempat di Aceh," katanya.
Baca juga:
Menyangkut penolakan masyarakat terhadap kehadiran imigran Rohingya, Achmad Marzuki mengatakan masyarakat sendiri yang mengetahuinya mengapa mereka menolak kehadiran imigran Rohingya. Penolakan tersebut juga ada kaitannya dengan kearifan lokal masyarakatnya.
"Penolakan tersebut tergantung masyarakat dan kearifan lokalnya. Itu yang tahu masyarakatnya. Kami juga meminta daerah terus membangun komunikasi menyangkut penanganan imigran Rohingya tersebut," kata Achmad Marzuki.
Hingga saat ini, ada sebanyak 1.223 imigran Rohingya datang menggunakan kapal kayu ke Provinsi Aceh dalam kurun waktu 14 November hingga 2 Desember 2023. Saat ini, mereka ditampung di sejumlah tempat di Aceh.