Rupiah Berpotensi Menguat, Ini Penyebabnya
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Selasa 5 Desember 2023 diperkirakan akan bergerak menguat dipengaruhi sentimen eksternal dan internal.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin 4 Desember, Kurs rupiah spot menguat 0,14 persen ke Rp15.463 per dolar AS.
Sementara kurs rupiah Jisdor menguat 0,50 persen secara harian ke level harga Rp15.446 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan dolar stabil mendekati level terendah dalam tiga bulan, taruhan penurunan suku bunga Fed.
"Indeks dolar dan indeks dolar berjangka naik sedikit pada hari Senin, namun tetap berada dalam jangkauan posisi terendah yang terakhir terlihat pada awal Agustus," jelasnya dalam keterangan resminya Selasa, 5 Desember.
Ketua Fed Jerome Powell menyampaikan nada yang tampaknya kurang hawkish dalam dua pidatonya pada hari Jumat, dengan pasar bertaruh bahwa komentarnya tentang menjaga keseimbangan antara kebijakan moneter yang ketat dan soft economic landing menandai berakhirnya siklus kenaikan suku bunga The Fed secara pasti.
Meskipun Powell masih memperingatkan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish dalam beberapa bulan mendatang.
Pasar memperhitungkan kemungkinan lebih dari 90 persen bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya ketika bertemu nanti pada bulan Desember, dan lebih dari 60 persen kemungkinan bank tersebut akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Maret 2024.
Perkiraan ini sebagian besar bergantung pada inflasi dan pasar tenaga kerja, dengan data nonfarm payrolls yang dirilis pada hari Jumat akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai hal tersebut.
Namun, prospek kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish mendorong penguatan mata uang Asia hingga bulan November, sementara dolar anjlok.
Dari dalam negeri, para ekonom memprediksi Indeks harga konsumen (IHK) Desember 2023 berada di level 116,90, atau mengalami inflasi sebesar 2,92 persen secara tahunan (yoy) atau 0,71 persen secara bulanan (mtm).
Proyeksi tersebut sejalan dengan tren peningkatan inflasi di akhir tahun. Terutama didorong oleh naiknya permintaan akibat Hari Besar Keagamaan Nasional, libur akhir tahun, dan kampanye menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).
Secara umum, tingkat inflasi domestik diprakirakan akan tetap di rentang target.
Bank Indonesia (BI) diprakirakan akan tetap menahan tingkat suku bunga acuannya pada Desember 2023 yakni di level 6 persen, sejalan dengan tingkat inflasi inti yang terus menurun.
Sejumlah potensi risiko masih perlu diperhatikan, antara lain terkait imported inflation sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah dan risiko kenaikan harga energi serta pangan global.
Baca juga:
Adanya sinergi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam pengendalian inflasi juga perlu terus diperkuat, terutama untuk memitigasi lonjakan inflasi akibat VF.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa 5 Desember dalam rentang harga Rp15.430- Rp15.490 per dolar AS.