Alumni dan Dosen IPB Luncurkan Buku Putih Agromaritim untuk Calon Presiden 2024

JAKARTA - Alumni dan dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) telah meluncurkan "Buku Putih Agromaritim" dalam acara penutupan Reuni Akbar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu 26 November. Buku ini akan diserahkan kepada calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) sebagai sumbangan pemikiran para alumni dan dosen IPB mengenai sektor agromaritim.

Ketua DPP Himpunan Alumni IPB, Walneg S. Jas, menjelaskan bahwa buku ini disusun oleh 16 tim pengarah yang terdiri dari profesor, pakar, dan praktisi alumni IPB di berbagai bidang. Ada juga sembilan tim penyusun yang membahas berbagai aspek agromaritim. Tema besar buku ini adalah menjadikan kedaulatan agromaritim sebagai pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.

"Buku Putih disusun oleh 16 tim pengarah para profesor, para pakar, termasuk praktisi alumni IPB di bidangnya, ditambah 9 tim penyusun, jadi 25 tim," kata Walneg.

Walneg menyoroti urgensi pengembangan agromaritim dalam mencapai Indonesia Emas 2045, terutama mengingat pertumbuhan populasi dan kebutuhan pangan yang terus meningkat, sementara sumber daya alam terbatas. Buku Putih ini membahas sembilan portofolio penting, seperti pendidikan, pertanian, kelautan, perikanan, lingkungan hidup, kehutanan, perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, pembangunan pedesaan, dan perencanaan nasional.

"Semua kita ramu, apa masalahnya, bagaimana solusinya, bagaimana strategi untuk mencapainya. Ini kita sumbangkan untuk bangsa dan negara terutama calon pemimpin ke depan, mudah-mudahan didengar dan dipakai. Karena kalau itu dipakai insya-Allah 2045 mencapai Indonesia emas," katanya.

Rektor IPB, Prof. Arif Satria, menambahkan bahwa Buku Putih ini akan diberikan kepada calon presiden/calon wakil presiden agar dapat menjadi referensi dan panduan dalam merumuskan kebijakan. Fokus utamanya adalah mengkristalisasi pemikiran tentang agromaritim sebagai pusat perhatian dan platform pembangunan masa depan.

Prof. Arif juga menyoroti pentingnya tidak hanya memaknai hilirisasi dalam sektor nikel. Meskipun nikel memiliki peranannya, hilirisasi seharusnya mencakup berbagai sektor, terutama agromaritim, sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

Buku Putih ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi calon pemimpin dan pembuat kebijakan untuk mengarahkan pembangunan Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan dan berdaya saing.