Rupiah Diperkirakan Menguat Usai Rilis Data Tenaga Kerja AS
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Senin 20 November 2023 diperkirakan akan menguat tipis usai rilis data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari perkiraan.
Adapun fokus pasar saat ini akan tertuju pada Bank Rakyat Tiongkok, yang akan memutuskan suku bunga acuan pinjaman utama.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jum'at 17 November, Kurs rupiah spot menguat 0,40 persen ke Rp15.493 per dolar AS.
Sementara kurs rupiah Jisdor menguat 0,58 persen secara harian ke level harga Rp15.504 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan indeks dolar stabil terhadap mata uang lainnya pada hari Jumat.
Namun, greenback diperkirakan akan melemah hampir 1,5 persen pada minggu ini, karena serangkaian pembacaan ekonomi yang moderat.
Terutama data tenaga kerja yang lemah memicu lebih banyak spekulasi bahwa federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertengahan tahun 2024.
Setelah pembacaan inflasi bulan Oktober yang lebih rendah dari perkiraan, data pada hari Kamis 16 November menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan tumbuh lebih dari perkiraan selama empat minggu berturut-turut.
Data tersebut memicu meningkatnya spekulasi bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga, dan kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga pada pertengahan tahun 2024.
Risalah pertemuan The Fed bulan Oktober akan dirilis minggu depan, dan juga akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai prospek bank sentral.
Kemudian, data yang dirilis minggu ini menunjukkan beberapa tanda ketahanan perekonomian Tiongkok, seiring dengan pertumbuhan produksi industri dan penjualan ritel yang lebih besar dari perkiraan.
Baca juga:
Namun indikator-indikator perekonomian lainnya pada bulan Oktober masih menunjukkan pelemahan yang konsisten pada perekonomian Tiongkok, terutama ketika perekonomian Tiongkok tergelincir ke dalam wilayah disinflasi.
"Fokus saat ini tertuju pada Bank Rakyat Tiongkok, yang akan memutuskan suku bunga acuan pinjaman utama pada hari Senin. Namun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada rekor terendah, karena bank tersebut kesulitan menjaga keseimbangan antara menopang pertumbuhan ekonomi dan membendung pelemahan yuan," ujarnya dalam keterangannya, Senin 20 November.
Indonesia akan menghadapi tahun politik pada 2024 mendatang. Ada banyak keraguan menyelimuti investor untuk melakukan investasi karena adanya potensi ketidakstabilan yang ditimbulkan dari gejolak politik. Pasar yakin bahwa perekonomian Indonesia tidak akan terhambat karena adanya Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 nanti.
Sebaliknya, Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk melakukan investasi. Terlihat ada banyak investasi asing langsung (FDI) yang masuk ke Indonesia.
Hal tersebut menunjukkan investor sudah memperhitungkan untung-rugi dari pilihan ini.
Menyorot kinerja instrumen ekonomi Tanah Air, seperti Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan yang baik, bahkan mampu membawa ekonomi Indonesia pulih pasca pandemi Covid-19 dan menghadapi ketidakstabilan perekonomian global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang melambat menjadi 4,94 persen (yoy) pada triwulan-III, meleset dari prediksi 5 persen. Namun, hal ini tidak menutup fakta kalau Indonesia adalah pasar yang potensial, lantaran punya jumlah penduduk banyak, demografi muda, serta pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang terhitung konsisten.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Senin 20 November dalam rentang harga Rp15.460- Rp15.540 per dolar AS.