Rupiah Diperkirakan Melemah di Tengah Ketidakpastian The Fed

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Jumat 17 November 2023 diperkirakan akan kembali melemah tipis lantaran data penjualan ritel AS yang kuat mendorong ketidakpastian The Fed.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis 16 November, Kurs rupiah spot melemah tipis 0,13 persen ke Rp15.555 per dolar AS.

Sementara, kurs rupiah Jisdor naik 0,59 persen secara harian ke level harga Rp15.595 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan penjualan ritel AS yang kuat mendorong ketidakpastian The Fed.

Data yang dirilis semalam menunjukkan bahwa belanja ritel AS terus bertahan hingga bulan Oktober.

Angka tersebut agak mengimbangi optimisme atas penurunan inflasi AS baru-baru ini, mengingat hal tersebut masih dapat menimbulkan tekanan harga yang besar dalam beberapa bulan mendatang.

Inflasi masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen. Data penjualan ritel mendorong rebound dolar dan imbal hasil Treasury, yang menekan emas dan menghentikan reli logam kuning selama dua hari.

"Data inflasi bulan Oktober yang lebih rendah dari perkiraan, yang dirilis awal pekan ini, telah meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunganya," ujarnya dalam keterangannya, Jumat, 17 November.

Bank Indonesia (BI) menilai surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Oktober 2023 sebesar 3,48 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada September 2023 sebesar 3,41 miliar dolar AS.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Surplus neraca perdagangan Oktober 2023 bersumber terutama dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang mencapai 5,31 miliar dolar AS, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 5,33 miliar dolar AS.

Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama komoditas batubara, produk logam mulia dan perhiasan, serta produk manufaktur alas kaki dan besi baja.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat 17 November dalam rentang harga Rp15.530- Rp15.600 per dolar AS.