Takut Ancaman KKB, Warga 10 Kampung di Gome Papua Tengah Mengungsi di Pos TNI
JAKARTA - Kepala Staf Komando Gabungan wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Marsda TNI Deni Hasoloan Simanjuntak mengaku warga 10 kampung di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, mengamankan diri ke Pos Yonif 300/Bjw karena takut kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Dari laporan yang diterima terungkap masyarakat mendatangi dan mengadu ke Pos TNI Satgas 300/Bjw untuk minta perlindungan," katanya dalam keterangannya, Senin 13 November, disitat Antara.
Deni mengatakan pihaknya menempatkan para warga di Gereja Bethel Jenggernok, yang lokasinya berada di dekat Pos Gome.
"Prajurit juga membantu menyediakan makan untuk mereka,” ujar Deni.
Dia mengatakan, ada sekitar 200 orang warga dari 10 kampung yang saat ini mengungsi karena takut ancaman aksi kekerasan yang dilakukan KKB.
Mereka mengungsi dan mengamankan diri sejak Minggu 12 November.
Baca juga:
- Masing-masing Capres dan Cawapres Pemilu 2024 Dikawal 74 Personel Pengamanan Khusus Polri
- OTT Pj Bupati Sorong Diduga Terkait Audit BPK Tahun 2023
- Gibran soal Foto Bareng Prajurit TNI: Sudah Lama Sekali, Engga Berhubungan dengan Pilpres
- DPR Gelar Paripurna Sahkan Jenderal Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI 21 November
Dansatgas 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga menambahkan, warga yang mengungsi itu berasal dari
Kampung Jenggernok, Wako, Nenggebuma(Tanah Merah), Agiyome, Upaga, Gome, Jonggong Golawi, Kilanungin, Misimaga dan Kampung Tigilobak.
Rata-rata yang mengungsi adalah anak-anak, perempuan dan orang tua serta tokoh masyarakat dari Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya, Kepala Kampung Tanah Merah Tius Wakerwa dan Kepala Kampung Jenggernok Antonius Murib," kata Afri.
Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya mengakui mereka meminta perlindungan ke prajurit yang bertugas di Pos Gome karena takut ancaman dan gangguan KKB.
“Kami takut bapak, mereka ancam bunuh kami, tolong bapak-bapak TNI, kami takut bekerja, takut berladang,” ungkap
Abelom.