Puisi Gus Mus Politik Dinasti, Ganjar: Untuk Luruskan Kondisi yang Bengkok
REMBANG - Ganjar Pranowo, bakal calon presiden (Bacapres) RI 2024 menanggapi santai soal viral puisi KH Mustofa Bisri yang singgung politik dinasti. Menurutnya, tiap orang berhak menafsirkan puisi tersebut.
"Tidak perlu dibahas karena sebenarnya setiap puisi Gus Mus yang menceritakan situasi dan kondisi pada saat itu. Apakah kemudian itu sesuai dengan yang sekarang, ya orang boleh menafsirkan," ujarnya saat sowan ke kediaman Gus Mus di Rembang, Senin 13 November.
Video Gus Mus membacakan sebait puisi di Taman Budaya Surakarta pada 30 Oktober 2023 memang sempat viral di media sosial. Dalam puisi itu Gus Mus mengatakan, ada sirup rasa jeruk dan durian. Ada kripik rasa keju dan ikan. Ada republik rasa kerajaan.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu pun menceritakan pengalamannya membacakan puisi karya Gus Mus. Saat itu, banyak tanggapan negatif terhadap isi puisi berjudul "Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana" itu.
"Wong saya masih ingat kok dulu waktu saya baca puisinya beliau saya juga dimarahi (netijen). Padahal puisinya bagus banget dan nampak-nampaknya ada suasana yang terulang, tapi saya tidak cerita," ungkapnya.
Baca juga:
- Kolaborasi Coldplay dengan Le Trio Joubran, Bukti Chris Martin Cs Dukung Kemerdekaan Palestina
- Inggris U-17 vs Iran U-17: Waspadai Taring Singa Muda yang Kian Tajam
- Toyota Kembangkan HiAce Bertenaga Hidrogen Siap Produksi Massal
- Indonesia-Australia Luncurkan Program Koneksi, Nilainya Tembus Rp499 Miliar
Namun, Ganjar mengamini jika puisi punya kekuatan untuk meluruskan kondisi yang bengkok, dan memperbaiki yang rusak.
"Setidaknya dengan puisi, dengan kalimat, dengan kata-kata yang halus, mudah-mudahan perasaan orang akan selalu tersentuh untuk selalu iling lan waspada (ingat dan selalu mawas diri)," tandasnya.