Israel Siap Evakuasi Bayi dari RS Al-Shifa, Otoritas Kesehatan Gaza: Kami Belum Diberitahu
JAKARTA - Pejabat militer Israel mengatakan pihaknya siap mengevakuasi bayi-bayi dari Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Palestina, sementara pihak otoritas di wilayah kantong tersebut mengatakan masih banyak orang di dalamnya dan mereka belum diberitahu perihal rencana tersebut.
Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pada Hari Sabtu, pihaknya akan membantu mengevakuasi bayi dari rumah sakit atas permintaan staf di sana.
Al-Shifa dan rumah sakit lain di Gaza utara, wilayah yang menjadi fokus perang Israel selama sebulan untuk memusnahkan Hamas dan membebaskan sandera yang ditahan oleh militan, hampir tidak mampu merawat pasien. Semakin banyak orang terluka setiap hari akibat pemboman sengit Israel.
Berbicara dari dalam RS Al-Shifa, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan, tembakan Israel tidak mengenai rumah sakit tersebut secara langsung, namun "meneror pejabat medis dan warga sipil".
Lebih lanjut Al-Qidra menyebutkan total ada 45 bayi di sana. Sayang, dua diantara bayi-bayi tersebut sudah meninggal.
"Kami belum diberitahu tentang mekanisme apa pun untuk membawa bayi-bayi tersebut ke rumah sakit yang lebih aman. Sejauh ini kami berdoa untuk keselamatan mereka dan tidak kehilangan lebih banyak bayi," ujarnya, melansir Reuters 12 November.
Di Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, seorang bayi laki-laki, Mosab Subeih, dilarikan ke rumah sakit tersebut dari sebuah rumah yang terkena rudal Israel.
"Dia mengalami cedera langsung di kepala dan pendarahan, dan kami tidak menjalani operasi," kata salah satu petugas medis, yang merawatnya dengan resusitasi manual karena aliran listrik padam.
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan staf medis di rumah sakit lain di Gaza utara, Al-Quds, berjuang untuk merawat mereka yang berada di sana karena kekurangan obat-obatan, makanan dan air.
"Rumah sakit Al Quds telah terputus dari dunia dalam 6-7 hari terakhir. Tidak ada jalan masuk, tidak ada jalan keluar," ungkap Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, kepada Reuters.
RS Al-Shifa juga berada di luar jangkauan korban luka baru, kata Mohammad Qandil, seorang dokter di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, yang berhubungan dengan rekan-rekannya di sana.
"Rumah Sakit Shifa sekarang tidak berfungsi, tidak ada yang boleh masuk, tidak ada yang boleh keluar, dan jika Anda terluka atau terluka di sekitar wilayah Gaza, Anda tidak bisa dievakuasi dengan ambulans kami ke Rumah Sakit Shifa, jadi Rumah Sakit Shifa sekarang sudah tidak ada lagi," urainya.
Baca juga:
- Rumah Sakit di Gaza Jadi Sasaran Serangan Israel Hari Jumat, Kemlu Pastikan Keselamatan WNI di RS Indonesia
- Presiden Afrika Selatan Kerahkan 3.300 Tentara untuk Berantas Penambangan Ilegal
- AS Sebut Israel Setujui Jeda Operasi Militer, Menhan Gallant: Tidak Mengurangi Semangat Bertempur
- PM Israel Tegaskan Pertempuran Terus Berlanjut dan Tidak Ada Gencatan Senjata Tanpa Pembebasan Sandera
Diketahui, Israel mengatakan orang-orang dapat dengan aman dievakuasi dari tiga rumah sakit di Gaza utara, termasuk Shifa melalui salah satu pintu keluarnya pada Hari Minggu.
Namun, direktur rumah sakit Mohammad Abu Selmeyah mengatakan kepada televisi Al Arabiya, tidak ada jalan keluar yang aman.