God Bless Konser Emas 50 Tahun: Pertunjukan Musik Rock yang Mapan
JAKARTA - God Bless Konser Emas 50 Tahun with Tohpati Orchestra menampilkan dengan sangat jelas bahwa panggung musik rock masih jadi yang paling prestisius dalam pertunjukan musik.
Dalam rangka merayakan 50 tahun berkarya, God Bless dengan formasi Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Abadi Soesman (kibor), dan Fajar Satritama (drum), tampil menghibur ribuan penonton yang memenuhi Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 10 November malam.
Dibuka dengan penampilan Padi Reborn yang membawakan lima lagu, God Bless muncul di atas panggung sekitar pukul 20.00 WIB, lengkap dengan orkestra yang dipimpin Tohpati di belakang mereka.
Musisi dan Bla… Bla… Bla… membuka penampilan God Bless yang akan memukau penonton selama dua jam ke depan. Teriakan dan seruan penonton yang menyerukan nama Iyek, sapaan Achmad Albar, berubah menjadi paduan suara besar.
Pertunjukan musik rock berkualitas ditampilkan sejak God Bless membawakan repertoar awal. Distorsi gitar, entakan drum, cabikan bass, kemegahan suara kibor dan orkestra, tata cahaya yang mewah, layar besar, pyrotechnics, hingga sistem pengeras suara yang tepat menyatu dengan baik di atas panggung.
Sementara itu, di hadapan panggung dan tribun, respons penonton tidak kalah heboh, mulai dari teriakan, kepalan tangan ke atas, entakan kepala, dan mereka yang ikut bernyanyi, memperlihatkan interaksi kuat antara musisi dan pendengarnya.
Setelah membawakan dua lagu, Donny Fattah yang tidak dalam kondisi terbaik akibat penyakit yang diderita, harus kembali ke belakang panggung dan digantikan Arya Setyadi.
“Donny harus turun karena belum terlalu sehat, mohon doanya,” kata Achmad Albar yang kemudian melanjutkan konser dengan lagu Selamat Pagi Indonesia, Menjilat Matahari, Cermin, dan Maret 1989.
Setelah memainkan enam lagu berdistorsi, God Bless membawakan beberapa lagu ballad terbaiknya, Balada Sejuta Wajah, Syair Kehidupan, Sudahlah Aku Pergi, dan Huma di Atas Bukit.
Penampilan God Bless menjadi syahdu dengan layar besar yang muncul dari atas dan menutupi keberadaan mereka di atas panggung. Lima puluh tahun perjalanan mereka ditampilkan lewat video yang diputar di layar.
Selanjutnya, musisi dan penyanyi tamu yang sebelumnya sudah diumumkan, tampil satu per satu ke atas panggung.
Eet Sjahranie, memulai penampilan dengan atraksi gitar solo yang khas ditampilkan dalam panggung musik rock besar. Bersama Kotak, eks gitaris God Bless itu membawakan lagu Srigala Jalanan.
Kemudian, Kaka Slank tampil membawakan lagu Zakia yang membuat penyanyi ikut bernyanyi dan bergoyang. Sementara itu, Anggun C Sasmi tampil membawakan Mimpi, dan Nicky Astria membawakan Panggung Sandiwara.
Pada empat repertoar terakhir, God Bless membawakan lagu-lagu yang menjadi langganan bagi telinga masyarakat Indonesia. Achmad Albar kembali ke atas panggung dan membawakan Bis Kota bersama Anggun dan Nicky Astria, sebelum dilanjutkan dengan Kehidupan dan Semut Hitam (kembali dengan Eet).
Baca juga:
Donny Fattah kembali ke atas panggung pada repertoar terakhir. God Bless membawakan lagu Rumah Kita dan menyanyikannya bersama seluruh orang yang memenuhi Istora Senayan.
God Bless memang tidak tampil layaknya rocker yang penuh energi dengan menguasai seluruh sudut panggung. Dengan iringan orkestra, mereka tampil dengan menampilkan kemegahan dan kemapanan. Sangat jelas bahwa apa yang ditampilkan merupakan buah dari perjalanan panjang selama 50 tahun bermusik.
Dengan usia personel yang lebih dari 70 tahun, kecuali Fajar Satritama, God Bless tampil dengan presisi tinggi, dan interlude lagu rumit dan panjang yang menghibur para pendengarnya.
Apa yang diperlihatkan God Bless sesuai dengan apa yang dikatakan Kaka Slank saat konferensi pers bulan lalu. Ia menyebut legenda musik rock Indonesia itu sebagai inspirasi banyak musisi Indonesia. “Kalau mau lihat band yang keren, nggak perlu jauh-jauh ngeliat ke luar (negeri), Indonesia punya God Bless.”