Progres Pembangunan RSUP Sanglah Denpasar Capai 61 Persen, Hutama Karya Optimistis Rampung Tahun Depan

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) atau HK terus mengakselerasi percepatan seluruh proyeknya, salah satunya pembangunan Gedung Aesthetic Center Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di Denpasar, Bali.

Adapun pembangunannya telah mencapai 61,65 persen. Progres ini lebih cepat 8,7 persen dari rencana awal sebesar 52,92 persen.

"Jika melihat progres pekerjaan yang positif, penggunaan digitalisasi konstruksi seperti Building Information Modelling (BIM) 360 level 7D, dan dukungan sumber daya sebanyak lebih kurang 260 orang, proyek dapat selesai sesuai target atau bahkan lebih cepat," kata Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dikutip dari laman resmi Hutama Karya, Jumat, 10 November.

Tjahjo mengatakan, proyek ini telah dimulai sejak November 2022 lalu dengan nilai investasi proyek sebesar Rp197 Miliar.

Pendanaan untuk proyek berasal dari kerjasama antara Indonesia dengan Islamic Development Bank (IsDB), bertujuan untuk meningkatkan pelayanan ibu dan anak di 6 rumah sakit vertikal di Indonesia.

Lingkup pekerjaan Hutama Karya meliputi pekerjaan persiapan, arsitektur, struktur, mekanikal, kelistrikan, pemipaan, hingga site development.

Proyek ini memiliki luas sekitar 21.341 meter persegi yang terdiri dari 5 lantai dan 1 basemen. Jika rampung, nantinya bisa menambah kapasitas rawat inap rumah sakit sebanyak 139 unit tempat tidur ICU dan 170 unit tempat tidur non-ICU.

"Hal ini akan semakin memperkuat peran rumah sakit RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Rs Ngoerah sebagai rumah sakit rujukan terbesar di wilayah Bali dan Nusa Tenggara," ujar Tjahjo.

Selain implementasi digitalisasi konstruksi, kata Tjahjo, upaya percepatan lainnya juga dilakukan seperti melakukan pekerjaan secara simultan. Kemudian, fokus terhadap pekerjaan facade atau eksterior bangunan yang memiliki tingkat kesulitan pekerjaan paling tinggi, serta penyelesaian pada area-area pekerjaan yang menyumbang progres signifikan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Ditjen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Azhar Jaya berharap, agar seluruh rumah sakit vertikal yang saat ini sedang dibangun mengedepankan aspek kenyamanan.

"Atas arahan Pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi) untuk area-area publik, seperti lobi, koridor, dan ruang tunggu dibuat senyaman mungkin seperti halnya rumah sakit swasta," ungkapnya.

Sekadar informasi, rumah sakit ini mulai dibangun pada 1956 dan diresmikan pada 30 Desember 1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Pada 1962, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai RS Pendidikan.

Kemudian, pada 1978 menjadi rumah sakit pendidikan tipe B dan sebagai Rumah Sakit Rujukan Terbesar di Bali. Selain itu, melihat tingginya angka kematian ibu dan anak, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G.

Ngoerah juga berinovasi atau mengusung pembangunan gedung pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.