Eksklusif Niken Anjani Berjuang Taklukkan Rasa Takut Main Film Horor
JAKARTA - Niken Anjani kembali mengisi film layar lebar dengan film horor pertamanya yang berjudul Sijjin garapan Rapi Films bekerja sama dengan Sky Media dan Legacy Pictures . Dalam film ini Niken akan beradu akting dengan Anggika Bolsterli, Ibrahim Risyad hingga Delia Husein sebagai Nisa, merupakan istri yang mencintai keluarganya dan juga penurut terhadap suaminya karena ia adalah seorang anak yatim piatu yang rindu dengan sosok keluarga.
"Di sini aku berperan sebagai Nisa. Nisa itu sebetulnya itu seorang anak yatim piatu, dia itu perempuan yang penurut sekali dan penyayang dan dia juga belajar sekolah keperawatan. Dia itu sayang banget sama keluarganya karena dia itu rindu dengan sosok keluarga karena yatim piatu dari kecil dan untuk orang yang sendiri dia nggak pernah marah, dia sangat dedikasi untuk keluarganya terutama pada ibu mertuanya dia, ibunya Galang yang diperankan oleh Elly Lutan. Itu beliau ceritanya sakit di film ini dan Nisa itu selain mengurus kesibukannya dia juga mengurus ibu mertuanya sementara Galang sibuk di luar cari uang," ujar Niken Anjani ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Memiliki latar cerita pada tahun 90-an di Banten, Niken yang baru pertama kali bermain di film horor ini menjelaskan bahwa ia merupakan sosok wanita yang penakut dan tidak pernah menonton film dengan genre horor. Bukan tanpa alasan, rasa takut ini timbul ketika Niken secara sengaja menonton salah satu film berjudul Tusuk Jelangkung ketika ia masih duduk di Sekolah Dasar yang akhirnya membuat ia terus terbayang-bayang hingga tidak bisa tidur hingga saat ini.
Perasaan takut ini yang membuat Niken pada awalnya masih ragu untuk menerima perannya sebagai Nisa bahkan ketika dikirimkan skenarionya pun Niken bercerita masih harus ditemani anggota keluarganya dan membacanya di siang hari karena rasa takutnya yang besar terhadap hal-hal berbau horor.
"Kalau untuk karakter, aku sempat kesulitan karena menurutku semua sulit karena pada dasarnya aku anaknya penakut dan aku nggak pernah nonton film horor. Aku ingat banget film horor yang terakhir aku tonton itu waktu aku masih SD, Tusuk Jelangkung, dan gara-gara itu aku nggak mau nonton film horor karna aku nggak bisa tidur sendiri, kebayang-bayang gitu," ujar Niken Anjani.
"Jadi begitu aku ditawarkan film ini aku kayak maju mundur, karena aku penakut sekali. Jadi tantangannya adalah gimana caranya aku cope dengan script nya. Karena aku ingat banget waktu aku dikirimkan scriptnya, aku tuh baca nya nggak berani sendirian, aku tuh kayak ada mbak di rumah, atau ada suami, atau anak ku. 'Sini temenin dulu', 'Kenapa?' 'Aku mau baca script' dan itu harus siang hari. Jadi sebetulnya sih untuk bermain di film ini aku men-challenge diri aku sendiri berani atau nggak dan bisa atau nggak?" jelasnya.
Tidak berhenti di situ, trauma akan film horor juga sempat menjadi hambatan Niken untuk menjalankan perannya di dalam film yang diadaptasi dari film Turki berjudul Siccin ini. Ia menjelaskan bahwa perannya di dalam film Sijjin banyak mengalami kesurupan. Sebagai seseorang yang tidak menyukai film horor membuat Niken kesulitan dalam mencari referensi sosok orang yang mengalami kesurupan.
Namun setelah mencoba dan menjalani adegan tersebut, Niken mengaku malah ketagihan dengan adegan kesurupan, padahal sebelumnya ada kekhawatiran di dalam Niken yang membuat dirinya merasa tidak percaya diri bisa memainkan adegan kesurupan itu dengan baik dan sesuai.
"Kalau tantangan sebenarnya ada, karena sebenarnya untuk di film SIJJIN ini aku termasuk yang paling banyak scene kesurupannya ya, jadi tantangan ku adalah bagaimana caranya untuk orang yang belum pernah nonton film horor ya, gimana caranya aku bisa jadi orang yang kesurupan, se-real mungkin. Tantangannya adalah aku coba menonton film horor tetapi baru sebentar, 'Ah nggak bisa, gue takut', gitu. Jadi yang ada yang sulit itu adalah bagaimana cara nya aku bikin sesuatu yang dari imajinasi ku sendiri," tutur Niken.
"Jadi itu sih tantangan terberatnya, untuk scene mereog itu. Tapi ternyata aku malah suka. Jadi emangnya sebelum syuting aku anxious, 'aduh aku bisa nggak ya? bakal di ruqyah, bakal di sling, bakalan segala macam', sambil kesurupan, tapi setelah dijalankan dengan olah tubuh tadi aku malah senang, malah seru juga ya kesurupannya ya, malah 'lagi dong, lagi dong'. Hahaha. Malah senang, lebih bisa eksplore," seloroh nya.
Meski memiliki ketakutan yang cukup besar terhadap film horor, Niken akhirnya memutuskan untuk mengambil projek film Sijjin ini. Bagi Niken, berani untuk mengambil hal yang membuatnya takut adalah sebuah tantangan untuk mengeluarkannya dari zona nyaman di dunia akting. Selain itu cerita yang dibuat di dalam film Sijjin ini juga menjadi alasan lain Niken mempercayakan diri untuk ikut bermain.
"Jadi, awalnya aku maju mundur ya sebelum dikirimkan scriptnya sampai akhirnya aku baca script nya terus aku ketemu sama Pak Sunil, aku juga tahu yang mendirect ibu Hadrah Ratu itu aku langsung merasa ayem, karena yang penting kalau syuting itu selain kita suka sama scriptnya, dan ini script nya menarik sekali karena yang aku bilang tadi ya, ini bukan cuma horor tok, ditakut-takutin api ada base nya ada drama keluarganya, oh ini cukup kuat nih untuk jadi horor," ungkap Niken.
Baca juga:
"Selain script-nya itu, syuting sama Bu Hadrah dan Pak Sunil itu bisa bikin suasana itu jadi aman dan nyaman, jadi kita menjalaninya juga jadi enak, ya udah akhirnya jadi 'oke lah aku mau coba', dan aku juga mau mencoba untuk men-challenge diriku sendiri 'ini bisa nggak nih gue main film horor dengan baik dan benar?' Nah itu tadi alasannya scriptnya, aku merasa syutingnya mana dan nyaman, dan aku mencoba men-challenge diri aku sendiri," tuturnya.
Setelah bermain di film horor, Niken ingin mencoba hal baru lagi dengan mencoba genre action. Hal ini ia katakan karena belum lama ini ia baru saja menyelesaikan salah satu projek film terbarunya yang memiliki adegan aksi di dalamnya.
"Kalau mau main sih, gini aku suka semua genre, tapi terakhir aku baru selesai menyelesaikan genre action dan aku sekali jadi kayaknya well next nya aku pengen banget dapat film action," jelasnya.
Berawal dari Jebakan yang Berakhir jadi Kenyamanan
Niken Anjani memulai karirnya di dunia akting secara tidak sengaja pada tahun 2007 ketika dirinya masih aktif berkuliah. Ia menceritakan kembali mengenai cara ia akhirnya bisa terjun ke dunia yang sebenarnya tidak pernah ia pikirkan sebelumnya yaitu dunia seni peran. Niken mengaku bahwa semua ini berawal dari jebakan sahabatnya, Dena Rachman yang mengajaknya ikut casting sebuah sinetron FTV.
"Itu sudah lama banget. Kayaknya itu waktu aku kuliah ya, bahkan belum lulus. 2007 aku masih kuliah. Ok jadi ceritanya tuh, udah lama banget. Jadi dulu tuh aku anaknya pemalu banget, nggak ada basic akting, tapi kebetulan teman-teman ku itu pemain nih semuanya. Dan mereka encourage aku untuk ikutan casting salah satunya sahabat aku Dena Rachman itu dia kan dari kecil sudah jadi artis, jadi 'Ayo Niken lu harus syuting, lu harus syuting', jadi karena dia sih aku dijebak awalnya kita pulang kuliah mau nganterin dia, biasanya kalau anak kuliah suka nongkrong ya anterin, 'Ok gue mau casting dulu', anterin di casting akhirnya aku yang ditarik, aku yang casting duluan di situ. Aku ingat banget kalau nggak salah itu buat FTV. Pertama kalinya," jelas Niken.
Sebagai seorang yang tidak pernah mengenal dunia seni peran sebelumnya, Niken sempat merasa bingung ketika berada di situasi tersebut. Meski ia mengakui bahwa ia adalah seorang pecinta film, namun ia hanya sebagai seorang penikmat bukan pelaku. Bahkan Niken menjelaskan kalau dirinya bukan berasal dari keluarga yang memiliki darah seni.
"Bingung, 'Ini gimana sih kalau casting?' benar-benar awam banget aku, aku aja nggak pernah baca script jadi selama ini kalau nonton film ya, aku nggak pernah ngulik, nonton film ya nonton film aja. Kecintaan sama film, tapi sebagai seorang penikmat. Aku nggak ngerti tuh shotnya gimana, aktingnya gimana, ceritanya gimana, itu aku nggak ngerti tapi semenjak aku casting justru aku malah banyak belajar oh film yang bagus tuh begini, acting yang bagus begitu. Gitu," ujarnya.
"Belum. Kosong banget. Kebetulan keluarga aku juga bukan dari keluarga kreatif. Jadi lebih ibuku orang bank, bapak ku juga. Jadi kayak semua orang tuh matematika gitu, jadi beda banget sama bidang aku sekarang, jadi ya keluarga ku pun sampai sekarang nggak biasa dengan industri kreatif," ungkapannya.
Tidak berasal dari keluarga seni sempat membuat pilihan wanita berusia 36 tahun untuk membangun karir di dunia seni peran sempat terhambat. Karena pilihannya ini, Niken pernah tidak saling bicara dengan ibu kandungnya. Tetapi dengan tekad yang kuat, akhirnya keluarganya bisa membuka mata mereka mengenai pilihan Niken di perfilman.
"Oh kalau dulu sih ingat banget, dulu sih nggak di dukung, 'Udah lah kamu sekolah yang benar, kerja yang benar' karena kan dulu mikirnya kerja kantoran, bahkan kalau dipikir-pikir aku sempat nggak ngomong sama ibuku hampir setahun karena aku keukeuh aku mau coba syuting, tapi akhirnya maksudnya nggak ngomong gimana ya, tapi 'Ya udah lu syuting, syuting aja' jadi ibuku kayak kesal karena, 'Kenapa sih anak nya nggak mau nurut?' tapi kan pada saat itu aku sudah besar, 'Nggak aku mau coba', tapi akhirnya setelah setahun ibu melihat kalau ternyata, 'Oh anak gue nih tekad nya bulat, nggak setengah-setengah', dari situ aku mulai diajak ngomong lagi. Ingat banget dulu dapat restu tapi setengah-setengah. Setelah ada hasilnya baru," ungkap nya.
Kini, Niken merasa sangat bersyukur akhirnya terjun ke dunia seni peran yang menurutnya mengajarkan banyak sekali ilmu yang belum tentu bisa didapatkan di bidang pekerjaan lainnya. Niken menyebutkan kalau di dunia seni peran ini ia tidak hanya untuk mencari uang saja melainkan sumber ilmu kehidupan untuk dirinya sendiri.
Ia merasa selama berada di dunia seni peran ia menjadi lebih memahami setiap perasaan yang dirasakan oleh setiap manusia. Hal ini selalu didapatkan dari karakter-karakter yang sudah ia mainkan selama bermain film.
"Kalau untuk ilmu yang didapat, aku bersyukur banget aku berada di bidang ini karena banyak banget yang bisa aku pelajari dari film, dari akting itu sendiri. Banyak yang bilang oh akting itu untuk cari uang aja, kalau menurut aku nggak banget, karena selain uang ada banyak banget yang bisa kita pelajari. Contoh, aku banyak banget belajar dari karakter yang aku mainkan, aku jadi belajar banyak soal perasaan manusia, tentang hubungan antar manusia, tentang manusia itu sendiri lah, yang kompleks, aku jadi lebih belajar, lebih paham," tutur Niken.
"Dan nggak cuman soal manusia, tapi aku juga belajar banyak hal, contoh, simple things, aku baru habis main film action au jadi belajar gimana cara pegang pistol, atau aku main di film ini main film SIJJIN, aku muslim, tapi mungkin muslim nya tidak sejago itu. Tapi dari film ini aku jadi belajar banyak ayat-ayat agama islam, ayat-ayat al-quran yangbisa aku pakai untuk berdoa sehari-hari. Jadi aku bersyukur banget, jadi setiap aku dapat film baru ada hal baru yang bisa aku pelajari sebagai seorang manusia," imbuhnya.
Akhirnya meski pada awalnya ia merasa terjebak untuk masuk ke dalam seni peran, kini ibu dari satu orang anak ini malah jatuh cinta. Bahkan ada momen di mana wanita kelahiran Jakarta ini merasa kalau akting merupakan cara baginya 'healing'. Niken merasa ketika ia bisa melakukan sebuah pekerjaan ia bisa menjaga kewarasannya tersebut.
"Betul (jatuh cinta). Jadi kita selalu belajar terus ya, setiap ada film baru, karakter baru, kita jadi manusia baru lagi, kita belajar sesuatu hal yang baru terus, Itu sih yang bikin nggak pernah bosan," kata nya.
"Itu sekarang ya, kalau dulu nggak, kalau dulu pulang kerja, ke rumah me time, kalau sekarang aku punya anak, kan. Jadi aku yang di rumah dan aku yang di luar tuh beda banget karena aku punya anak, umur nya masih 2,5 tahun jadi perlu ekstra perhatian ya, jadi benar-benar di rumah tuh waktu ku untuk anakku, begitu aku di luar rumah, itu waktu ku untuk aku, ya soal pekerjaanku, atau apapun dan syuting adalah salah satunya, jadi aku sangat menikmati waktu ku di luar rumah. Bukan berarti nggak mau sama anak, tapi biar kita waras. Bagi badan, di rumah sama anak, di luar ya sendiri," ungkap NIken.
16 tahun berkecimpung di dunia seni peran khususnya perfilman, ada sebuah misi yang kini dibawa oleh Niken Anjani. Ia ingin membuktikan bahwa semua perempuan yang bekerja di industri film yang sudah menikah serta memiliki anak masih bisa berkarya layaknya orang pada umumnya.
"Harapan aku di dunia akting terutama di industri akting di Indonesia, aku mau membuktikan kalau ibu baru atau perempuan yang sudah menikah dan sudah punya anak itu masih bisa berkarya, dan masih bisa berkarir sebagai seorang aktor," tutur Niken menutup wawancara dengan VOI.