Konferensi Kemanusiaan Gaza, Presiden Macron: Warga Sipil Harus Dilindungi, Tidak Bisa Dinegosiasi

JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan perlindungan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina tidak dapat dinegosiasikan, saat Ia membuka konferensi kemanusiaan internasional mengenai Gaza di Paris Hari Kamis.

"Warga sipil harus dilindungi, itu mutlak diperlukan. Hal ini tidak bisa dinegosiasikan," kata Presiden Macron, seraya menambahkan perlu dilakukan upaya untuk mewujudkan gencatan senjata, melansir CNN 9 November.

Dalam konferensi yang dihadiri oleh badan-badan PBB dan para pemimpin Uni Eropa tersebut, Presiden Macron juga mendesak kelompok militan Hamas segera membebaskan para sandera yang mereka tahan tanpa syarat.

Sementara itu, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Philippe Lazzarini, dalam pidato di konferensi tersebut menuduh hak-hak kemanusiaan internasional "tidak diterapkan" di Gaza, seperti dikutip oleh afiliasi CNN, BFMTV.

"Saya berada di Gaza minggu lalu, mengunjungi sebuah sekolah yang menampung ribuan orang," ujar Lazzarini.

"Anak-anak yang biasa belajar dan tertawa di sekolah ini, hari ini mereka memohon sepotong roti dan seteguk air," lirihnya.

Diketahui, sekitar 1.400 orang tewas dan 240 lainnya disandera, akibat serangan Hamas ke wilayah selatan Israel.

Mengutip Reuters dan Xinhua, setidaknya 10.569 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza pada Hari Rabu.

Juru bicara kementerian Ashraf al-Qedra mengatakan, korban tewas termasuk 4.324 anak-anak, menambahkan lebih dari 26.000 orang terluka.

Ia juga meminta komunitas internasional untuk melindungi rakyat Palestina dari serangan Israel, karena sebagian besar korbannya adalah anak-anak dan perempuan.