Polemik Usia Capres-Cawapres, Prabowo: Hei Elite-elite di Jakarta, Nggak Bisa Lagi Nipu Rakyat

JAKARTA - Bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menyinggung soal ribut-ribut masalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas minimal usia capres dan cawapres. Prabowo mengaku bingung karena masih saja banyak pihak yang coba membatasi usia para calon pemimpin. 

Menurut Menteri Pertahanan itu, banyak pihak yang mencari-cari alasan untuk melarang seseorang maju sebagai pemimpin. Ada yang disebut terlalu tua, ada yang disebut terlalu muda. 

Seharusnya, kata Prabowo, masyarakat Indonesia bersyukur karena masih ada orang yang mau menjadi pemimpin, seperti wali kota atau gubernur bahkan presiden.

"Kalau nanti semua orang enggak ada mau jadi (pemimpin), gimana? Iya kan? Orang mau berbakti, mau mengabdi, ya kan? Malah di cari-cari, ini lah, itu lah, ini terlalu muda, itu terlalu tua," ujar Prabowo dalam Deklarasi Barisan Pengusaha Pejuang di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu, 8 November. 

Ketum Gerindra itu lantas menyinggung elite-elite yang ada di Jakarta. Prabowo merasa para elite ibu kota sedang berupaya membodohi rakyat dengan isi batas usia calon pemimpin. Padahal, menurutnya, masyarakat sekarang ini tidak bisa dibodohi lagi.

"Eh, rakyat kita tidak bodoh, rakyat kita di mana-mana saya lihat sudah punya gadget semua, sudah ngerti," katanya. 

"Hei elite-elite di Jakarta, sudah enggak bisa lagi lo nipu-nipu rakyat kita sekarang ini," seru Prabowo.

 

Karena itu, Prabowo mengingatkan para elite politik agar tidak perlu berebut posisi dengan persaingan yang tidak sehat. Sebab, kata mantan Danjen Kopassus itu, yang terpenting adalah memajukan Indonesia bukan pribadi.

"Jadi, enggak usah masalah siapa ingin nomor satu, nomor dua, nomor tiga, ya kan? Kok reseh banget sih, ya kan? Ini negara 280 juta (penduduk, red)," pungkasnya.