Pakar Psikologi Membedah Makna Tangisan Menteri Basuki di Pelukan Ganjar

JAKARTA - Psikolog sekaligus dosen psikologi dari Universitas Bhayangkara Hanna Rahmi coba menganalisa makna pelukan dan tangisan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di pelukan Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, Ganjar mengunggah pertemuan dengan Basuki di akun X pribadinya, akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu Ganjar mengaku dipeluk erat oleh Basuki. Dia juga melihat Basuki meneteskan air mata.

"Satu hal lain terkait air mata, orang juga bisa meneteskan air mata sebagai respons terhadap situasi sosial atau pengalaman empati dengan orang lain yang sedang mengalami kesulitan atau penderitaan. Ini adalah cara tubuh untuk menunjukkan simpati dan empati terhadap perasaan orang lain," kata Hanna melalui keterangan tertulis, Kamis 31 Oktober.

Menurut Hanna, dari kejadian tersebut adalah sebuah respon alami yang dikeluarkan oleh Menteri PUPR tersebut dan bukanlah sebuah kelemahan dalam diri manusia

“Orang sekuat apapun akan bisa menangis karena alasan-alasan yang mendasarinya. Di sini yang perlu ditekankan, menangis bukanlah suatu kelemahan, tetapi merupakan respon emosional alami, artinya pak Bas individu yang peka dan empatinya tinggi sebab Individu yang lebih empatik mungkin lebih cenderung merespons dengan air mata ketika melihat atau merasakan perasaan seseorang entah sedang bahagia atau menderita," beber dia.

Jika dihubungkan dengan kondisi politik terkini yang sedang memanas terkait pemerintahan dan presiden Jokowi, Hanna Rahmi menyebut hal tersebut merupakan cara dari Basuki Hadimuldjono untuk memproses konflik internal yang terjadi di lingkungannya

“Kadang-kadang, menangis adalah cara untuk memproses konflik internal, merenungkan keputusan penting, atau merenungkan perubahan yang perlu dilakukan dalam hidup seseorang. Orang kuat seperti pak Bas juga bisa merasa kecewa, marah, atau frustrasi terhadap situasi atau peristiwa tertentu dalam hidupnya.” ujar Hanna menjelaskan.