PM Skotlandia: Berapa Anak yang Harus Mati Agar Dunia Serukan Gencatan Senjata di Gaza?
BIRMINGHAM - Orang tua dari Perdana Menteri Skotlandia Humza Yousaf disebut-sebut terjebak di jalur Gaza saat ingin mendatangi kerabatnya yang sakit. Humza Yousaf mempertanyakan kekejaman tentara Israel yang membunuh anak-anak tanpa pandang bulu.
Berdasarkan atas peristiwa dan laporan dari orang tuanya yang terjebak selama 18 hari di jalur Gaza, Yousaf meminta dengan tegas pemerintah Inggris dan oposisi utama di negara itu mendukung gencatan senjata di Jalur Gaza.
Saat ditanya dan diwawancarai Radio Clyde tentang pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Yousaf menegaskan dirinya muak dan benci atas tindakan kejam Israel di Jalur Gaza. Hal itu belum ditambah dengan kabar jika orang tuanya ikut terjebak sampai saat ini di jalur Gaza bersama suaminya.
Baca juga:
"Orang tua kami, Elizabeth El-Nakla, dan suaminya, Maged, melakukan perjalanan ke Gaza dari Skotlandia untuk mengunjungi kerabatnya yang sakit," seperti dilansir dari Anodalu, Minggu, 29 Oktober.
“Saya menganggapnya menjengkelkan [serangan Israel]. Kami melihat ribuan orang meninggal, anak-anak meninggal,”kata pimpinan Partai Nasional Skotlandia itu.
“Saya tidak dapat memahami posisi perdana menteri dan saya bertanya kepada mereka: Berapa banyak lagi anak yang harus meninggal sebelum Anda bergabung dengan kami dan bergabung dengan banyak orang di seluruh dunia, termasuk PBB, dan menyerukan gencatan senjata?” ujar Yousaf.
Sunak mengatakan kepada DPR pada Rabu bahwa dia memilih “jeda tertentu” untuk memungkinkan warga negara Inggris meninggalkan wilayah tersebut dan bantuan kemanusiaan masuk, namun dia menolak seruan untuk menuntut gencatan senjata.
Setelah serangan Hamas, Israel melancarkan serangan tanpa henti di Gaza, membuat penduduk di Gaza terkepung total dan memblokade makanan, bahan bakar, dan pasokan medis. Tercatat hampir delapan ribu orang tewas terdiri dari enam ribu enam ratus warga Palestina dan seribu lima empat ratus warga Israel.