DPR Geram Lihat Kasus Perundungan Anak

JAKARTA - Kepala Biro Pemberitaan Setjen DPR RI, Indra Pahlevi, mengungkapkan bahwa pimpinan DPR sudah geram melihat kasus Perundungan anak yang terus terjadi di Tanah Air belakangan ini. Terlebih, meningkatnya kejadian tindakan bullying setelah UU Perlindungan Anak sudah disahkan.

“Pimpinan DPR itu sebenarnya, kalau boleh dibilang geram, bahasa saya. Kok masih ada sih hari ini kondisi seperti ini? seperti gunung es, jangan-jangan ada satu berita, maka akan muncul berita-berita lain seperti kekerasan seksual,” ujar Indra dalam diskusi ‘Peran Media dalam Menanggulangi Perundangan Pada Anak’ di Yogyakarta, Jumat, 27 Oktober, malam.

Menurutnya, salah satu kemungkinan faktornya adalah terkait dengan kesadaran anak-anak generasi milenial, terutama generasi Z yang telah terdistorsi oleh berbagai aspek dari luar. Apalagi kata Indra, arus informasi begitu mudahnya di akses dari sebuah smartphone di era yang serba digital ini.

“Apa yang disebut dengan Bapak Idham Samawi tadi, kesadaran kita dalam bernegara terutama anak-anak kita generasi milenial dan terutama generasi Z. Itu karena distorsi atau pengaruh dari banyak sudut, belahan dunia dan sebagainya. Itu berpengaruh terhadap kejadian seperti ini (Perundungan-red),” jelas Indra.

Indra menuturkan, Biro Pemberitaan DPR RI sering menjadikan isu perundungan anak sebagai agenda setting dalam setiap rapat redaksi. Hal itu dikatakan Indra sebagai ikhtiar agar isu perundungan anak ini selalu menjadi perhatian semua pihak.

“Kami di Biro Pemberitaan sering menjadikan isu ini beberapa kali dalam rapat redaksi kami, dan menjadikan agenda setting kami. Maksudnya tentu adalah itu juga, teman-teman sebagai rilis kami. Itu bagian dari ikhtiar kami di Biro Pemberitaan juga, membuat agenda setting itu supaya menjadi perhatian bagi semua pihak,” terangnya.

Bahkan, tambah Indra, di Komisi X DPR RI  telah menyuarakan perlunya pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dihidupkan kembali untuk mengatasi masalah bullying atau Perundungan anak ini.

“Misalnya ada Pak Wakil Ketuanya, mengatakan itu bahwa apakah perlu pelajaran PMP dihidupkan lagi untuk mengatasi bullying ini," katanya.

"Atau Pak Dede Yusuf, Wakil Ketua Komisi X juga mengimbau kepada orang tua, pentingnya faktor perhatian dan pendidikan di lingkungan keluarga,” tambah Indra.